BAB.
2
PERTUMBUHAN
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Seperti dikatakan dalam
istilah dasarnya, keberhasilan proses bertani sangat tergantung pada
pertumbuhan tanaman. Jika tanaman tumbuh dan menghasilkan yang baik maka petani
akan sukses; kecuali pada saat kondisi ekonomi kurang baik. para petani akan menerima
keuntungan terhadap modal yang mereka investasikan baik untuk tenaga kerja
maupun modal untuk menjaga kualitas dan
kuaantitas tanaman. Di sisi lain, jika tanaman tidak berhasil tumbuh dan menghasilkan
hasil yang baik, petani juga akan menerima keuntungan yang rendah.
Dari sudut pandang praktis
terhadap pertanian yang menguntungkan,pertumbuhan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya menempati posisi paling penting dalam perusahaan pertanian. Karena
hal inilah, akan didiskusikan secara ringkas beberapa faktor tersebut, dan efek
yang mungkin mereka miliki untuk membatasi respon pertumbuhan tanaman terhadap
pemberian nutrisi tanaman yang cukup.
Pertumbuhan
Pertumbuhan didefinisikan
sebagai perkembangan progresif pada organisme. Perkembangan ini dapat dilihat
dalam berbagai sisi. mungkin saja mengacu pada perkembangan beberapa organ
spesifik pada tanaman atau pada perkembangan tanaman secara keseluruhan.
Pertumbuhan dapat dilihat dari segi berat kering, panjang, tinggi atau
diameter. Bermacam acuan dalam melihat pertumbuhan tanaman akan dijelaskan kemudian
di bab ini. Dalam sudut pandang pertanian, faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman merupakan hal yang sangat penting. Pengetahuan tentang
faktor-faktor tersebut dan bagaimana mereka berpengaruh terhadap produksi
tanaman dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk memaksimalkan hasil pertanian
mereka.
Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Beberapa ahli telah
mengidentifikasi 52 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan telah
memberikan nilai matematis untuk masing-masing faktor tersebut. Daftar sebagian
faktor tersebut bisa dilihat pada tabel 2-1.
Petani dikatakan mampu
mengendalikan sampai dengan 45 faktor tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang
tinggi, 45 faktor tersebut harus bekerja serempak, karena banyak diantara
faktor tersebut yang saling berhubungan. petani tidak bisa
rrengatur tujuh faktor, yaitu :
1.
Suhu,
2.
sinar
matahgri,
3.
badai
besar,
4.
banjir,
5.
curah
hujan,
6.
Karbon
dioksida (CO2), dan
7.
ketinggian
lahan dari permukaan laut.
Petani bisa mengubah
faktor curah hujan dengan menerapkan sistem irigasi dan meningkatkan suplai
Karbon dioksida dengan memberikan pupuk kompos dari kotoran binatang dan sisa
tanaman.
Tabel 2-1. Beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil potensial tanaman
Bahan
organik tanah
Konsentrasi liat
Kation
kapasitas tukar
Kuaiitas dan
intensitas cahaya
Kemiringan
dan topograii
Persen sinar
matahari
Evaporasi/transpirasi
Perbandingan
keiembaban relative
Suhu
Lebih dari
90 F hari
Irigasi
Ubin Pupuk
|
Kecepatan rembesan air
Distribusi
dan curah hujan
Ketinggian
dari atas permukaan iaut
Garis
lintang
Karakteristik
pertumbuhan spesiiik
Tanaman
Faktor angin
Karbon dioksida (CO2)
Kecepatan angin
Ketersediaan air tanah
Kedalaman akar
|
Sumber:
strauss, Fert. Salute., 22:(1):68 (1978) g
Delapan belas faktor yang
disebutkan oieh Kunkel dan rekan kerjanya iidi Washington yang sangat penting
untuk hasil kentang yang maksimal terdapat pada tabel 2-2. Tujuh diantara
faktor tersebut, yaitu yang berkaitan dengan iklim dan lingkungan dianggap
sebagai faktor yang berada diluar kuasa petani. ,
Dua faktor utama yang
sering diketahui sebagai faktor penentu hasil maksimal adalah (1) jumlah
kelembaban selama masa pertumbuhan dan (2) durasi
masa pertumbunan. Dikatakan banwa
kesanggupan produksi kentang ditentukan oleh jumlah energi panas yang terseclia
dan jumlah hari-bebas-beku. Untuk memproduksi jumlah tanaman semaksimal
mungkin, tanaman harus memanfaatkan
cahaya matanari yang tersedia
semaksimal mungkin.
Kesanggupan hasil maksimum
untuk mayoritas tanaman jauh melampaui hasil sekarang. Contohnya seperti yang
telah diperkirakan oleh RR. Johnsons dan DB. Peters dari Universitas Illinois
bahwa hasil maksimum untuk jagung dan kacang kedelai secara berurutan adalah
490 sampai dengan 580 bu/A dan 140 sampai dengan 225 bu/A. Genotip gandum yang
tersedia sekarang sanggup menghasilkan bijih gandum sebanyak 12 sampai 15
ton/ha atau 178 sampai 223
Buah.
Tabel
2-2. Faktor yang mempengaruhi hasil dan kualitas kentang.
1.
Periode
bebas Suhu udaraas pembekuan
2.
Suhu
tanah
3.
lntensltas cahaya
4.
Panjang
hari
5.
Kelembaban
6.
Angin
7.
Embun
8.
Serangga
9.
Penyakit
tanaman
10. Lama pertumbuhan (hari)
11. Pupuk
12. Kualitas bibit Sedikit
banyak dapat diatur oleh petani
13. Ukuran benih
14. Jumlah tanaman
15. Operasi tepat waktu (Timely operation)
16. Keragaman
17. Kerapatan/Kepadatan tanaman
sumber : Kunkel et al Proc 11th Annu
Wash Potato Conf Trade Fair p 87 (1972)
Tabel
2-3 Hasil jagung hlbrida pada berbaga| tahun dikembangkan sejak tahun
1971
sampan 1973
Tahun
Perkembangan
Hibrida
|
Kondisi
Buruk
|
Kondisi
Baik
|
||
Kg/ha
|
%
Peningkatan
Setelah
1930
|
Kg/Ha
|
%
Peningk1930atan
Setelah
|
|
1930
1940
1950
1960
1970
|
3709
4464
4778
4902
5972
|
-
20
29
32
61
|
6538
7544
7670
8550
8990
|
-
15
17
31
38
|
Sumber.Hueg, ASA spec.publ.30,p.81
91977)
Pada tahun 1983 R J
Flannery dan Pusat Penelitian Pertanian New Jersey mengembangkan jagung sebanyak
38 bu/A dan kacang kedelai sebanyak 118 bu/A
Hasil ini dlcatat dalam rekor dunla
dalam hal pengulangan rencana penelitian jagung yang lebih besar daripada
300buah telah diperoleh para petani Amerika sebanyak sembilan kall sejak tahun
1951.
Faktor faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dapat golongkan sebagai faktor genetik
atau faktor lingkungan Berikut adalah penjelasan singkat mengenai faktor faktor
utama tersebut.
Faktor
genetis
Pentingnya faktor genetis
dalam pertumbuhan tanaman digambarkan oleh peningkatan besar yang terjadi pada
hasll jagung hibrida Jenis baru (tabel 2 3) dan beragamam jenis gandum yang
telah dlkembangkan (tabel 2 4) Hasil untuk jagung hibrida dalam keadaan baik
dan keadaan buruk pada tahun 1970 dibandlngkan dengan tahun 1930 adalah
berturut turut sebesar 38% hingga 61% lebih besar Perkembangan Keragaman
tanaman menghasilkan peningkatan hlngga 79% pada hasil gandum hard red spring
Tabel.
2.4. Hasil Gandum jenis spring Wheat
Jenis
Marquis
|
Tahun Rilis
|
Hasil (kg/ha)
|
persentase
|
lebih
|
besar
|
daripada
|
Marques
Thatcher
Lee
Chris
Era
|
1926
1932
1958
1967
1971
|
2028
2230
2425
2735
3623
|
|
-
10
16
35
79
|
|
|
·
Semua
diuji pada tahun 1974 di tiga lokasi
Sumber. Hueg, ASA spec. Publ.30, p.79 (1977).
Tabel 2-5 Penghilangan nutrisi pada
benih dan konsentrasi nutrisi pada daun yang
terdapat pada berbagai jenis
dan bentuk kedelai.
Jenis Kedelai atau bentuk PI
|
Hasil Bibit ( Kg/ha)
|
Penghilang nutrisi
Pada bibit (kg/ha)
|
Konsentranutrisi
Pada daun (%)
|
||||
N
|
P
|
K
|
N
|
P
|
K
|
||
P192561
Ford
Adams
Seneca
PI80536 PI200479
PI200482
PI227212
|
2914
2903
2882
2840
1082
1024
924
830
|
196
195
191
183
75
73
67
56
|
20
17
17
16
8
6
6
5
|
58
57
59
56
8
6
6
5
|
4.9
4.7
4.9
4.3
4.8
3.6
3.4
4.6
|
0.38
0.34
0.39
0.38
0.39
0.29
0.34
0.38
|
1.1
0.8
1.0
1.4
1.4
0.8
0.9
1.3
|
Sumber : deMooy et al., in B. E.
Caldwell, ed.,soybeans: Improvement, Production,
and uses, pp 267-352. ACS Agron.
Monog. 16. Madison, Wis.: American Society of
agronomy,1973.
Pengaruh
keragaman-kesuburan. Perbedaan hasil keragarnan tanaman akibat diberikan nutrisi
tanaman telah ditunjukkan dalam banyak peristiwa. Secara umum jenis yang
memiliki kemampuan beradaptasi yang Iebih kecil cenderung menunjukkan interaksi
penting pada jenis-pupuk, sebaliknya jenis yang memiliki kemampuan adaptasi
Iebih besar tidak menunjukkan hal ini. Pada awal tahun 1922, Pada Penelitian
Tennesse merekomendasikan keragaman jagung berdasarkan level kesuburan
tanah. Keragaman tanaman yang dipilih untuk tanah yang tidak subur sangat
berbeda dengan yang disarankan untuk tanah yang lebih subur.
Pada negara-negara agraris
yang Iebih berkembang, sangat umum untuk menambahkan nutrisi tanaman yang cukup
pada tanah yang kurang subur. Dengan demikian, rekomendasi keragaman tanaman
tidak harus berdasarkan pada tingkat kesuburan tanah tetapi Iebih didasarkan
pada kemampuannya untuk bertahan terhadap serangga, penyakit, atau kondisi
kelembaban atau suhu yang tidak menguntungkan. Harus dicatat bahwa Salah satu
strategi dalam mengelola tanah yang tidak subur akibat kurangnya ketersediaan
zat besi atau kelebihan zat kimia aluminium atau zat garam adalah memilih jenis
tanaman yang bisa bertahan terhadap kondisi tersebut. meskipun tingkat
kesuburan tanah tak lagi menjadi factor. Pembatas dalam banyak hai, pengetahuan
akan mekanisme pengangkutan nutrisi
jenis tanaman yang digunakan, sangat
dibutuhkan.
Gambar 2-1. Hasil rata-rata dari enam
bentuk genetis kacang kedelai pada tiga tingkat kesuburan tanah dalam waktu
enam tahun, Stuttgart, Arkansas. [Caviness
arc Hardy, Agron., [ 62:236 (197O).]
Pentingnya penelitian lanjutan
dalam ilmu genetika tanaman. Undang-undang genetika terhadap spesies tanaman
memberikan batasan terhadap jenis yang bias kembangkan. No environmental
conditions, meskipun menguntungkan, dapat memperluas batasan-batasan tersebut.
Penting sekali akan adanya program perkembangbiakan tanaman yang lebih maju
yang dapat menghasilkan jenis tanaman baru yang mampu mencapai hasil maksimal
di bawah kondisi. Studi tentang perkembangbiakan tanaman dalam lingkungan bebas
tanpa batas dimulai oleh Lambert dan
Cooper pada tahun 1974 di Universitas Illinois dan oleh Cooper pada tahun 1997
di Wooster, Ohio
Hasil yang telah dicapai
dalam proses perkembangbiakan tanaman dan genetika merupakan bukti nyata yang
tercatat dalam catatan hasil tanaman yang tersimpan oleh para petani yang lebih
berpengalaman di negara-negara agraris terkemuka di dunia. Hal yang dapat
dilakukan akan ditentukan oleh kebutuhan masa
depan dan imajinasi dan keahlian
paraahli genetilka, dan para pengembang-biak tanaman di dunia. Ada beberapa
indikasi yang menjanjikan bahwa kemungkinan untuk mengembangbiakkan
spesies-spesies tanaman yang berbeda dan menciptakan varietas tanaman baru
dengan menggunakan metode-metode inovatif yang melewati batas-batas pengembangbiakan
tanaman secara konvensional. Beberapa teknik yang menjanjikan untuk pembuahan
luar tanaman, jarak yang lebar antara hasil, hewan / tumbuhan bersel satu,
pembiakan serbuk sari, dan somatic hibridasi. Pertahanan genetis juga
menawarkan tantangan dan kesempatan besar untuk meningkatkan nilai nutrisi
untuk dunia pakan biji-bijian dengan cara meningkatkan kandungan protein dan
distribusi asam amino.
Faktor-faktor
lingkungan.
Lingkungan didefinisikan
sebagai kumpulan seluruh kondisi eksternal dan pengaruh - pengaruh yang
mempengaruhi kehidupan dan parkambangan organisme,diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, berikut mungkin merupakan faktor yang paling
penting :
1.
Suhu
2.
Kelembaban
3.
Energi
panas
4.
Komposisi
udara
5.
Struktur
tanah dan komposisi udara tanah
6.
Reaksi
tanah
7.
Faktor
biotik
8.
Persediaan
unsur nutrisi mineral
9.
Kurangnya
unsur penghambat pertumbuhan
Banyak faktor Iingkungan
yang tidak berjalan sendiri. Contohnya adalah hubungan berlawanan antara
kandungan oksigen dan karbon dioksida didalam keadaan tanah. Saat kelembaban
tanah meningkat, udara tanah menurun, dan saat kandungan karbon dioksida dalam
udara tanah meningkat, kandungan oksigen menurun.
Contoh lainnya terdapat
dalam hubungan antara tingkat penyebaran oksigen pada tanah dan suhu tanah yang
akan ditunjukkan pada bagian selanjutnya dalam bab ini bahwa sebagian tekanan
oksigen. pada daerah akar tanaman benar-benar penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pemeliharaan tekanan ini berhubungan dengan tingkat penyebaran oksigen
hingga ke daerah permukaan akar, yang selanjutnya dipengaruhi oleh suhu tanah.
Pengaruh jumlah faktor
Iingkungan yang bekerja sendiri dan bekerjasama digunakan untuk memperkirakan
hasil jagung potensial seperti yang ditunjukkan pa da tabel 2-6. Kesanggupan
hasil yang lebih banyak terdapat di sebelah timur negara bagian yang tardapat
pada tabel karena kondisi Iingkungan yang Iebih menguntungkan, termasuk suhu
yang lebih rendah, curah hujan yang lebih tinggi, dataran yang lebih rendah,
angin yang tidak terlalu kencang, dan Karakteristik tanah yang lebih baik.
Pengaruh dari hari bebas-beku atau lamanya musim tumbuh dapat diperoleh dengan
Cara membandingkan hasil di negara bagian sebelah utara-selatan.
Contoh-contoh tersebut memberikan
gambaran sederhana tentang ketergantungan faktor-faktor yang kita sebut
variabe! Iingkungan tanaman yang bias sendiri dengan faktor lainnya. Meskipun
faktor-faktor tersebut tidak bias sendiri satu sama lain, mereka akan diperlakukan
berbeda agar diskusi bisa berlangsung dengan Iebih sederhana.
TABEL
2-6. Hubungan antara faktor iklim dengan kemampuan hasil jagung ditiga negara bagian (hula)
Pengairan
|
Tanpa pengairan
|
Dengan
|
||
S. Dakota
|
Nebraska
|
Kansas
|
Kansas
|
kansas
|
Barat
Tengah
Timur
|
42
89
188
|
54
132
209
|
59
178
217
|
270
319
327
|
Sumber : Strauss, Fert. So/ut., 22(1):68 (1978)
Suhu
Suhu adalah pengaturan
intensitas panas. menurut para ahli fisika suhu bumi berkisar antara -273°C (terendah) hingga yang tertinggi
didaerah pusat matahari mencapai beberapa juta derajat. Dalam kehidupan biologi
yang Kita tahu, Kisaran suhu ini hampir tak bisa dipercaya. Batas kemampuan hidup
organisme di planet ini hanya berkisar antara -35 hingga +75°C. Kisaran
pertumbuhan untuk kebanyakan tanaman pertanian biasanya lebih kecil - mungkin
sekitar 15 dan 40°C. Pada temperatur di atas atau di bawah batas ini,
pertumbuhan akan menurun drastis. Karena itu, kisaran suhu dimana kehidupan
bumi dapat berlangsung relatif kecil dan
sangat kontras dengan kisaran
temperatur yang kita ketahui.
Suhu optimal untuk
perturnbuhan tanaman berubah-ubah sejalan dengan pergantian jenis dan
keragaman, lamanya terpampang cahaya, umur tanaman, tingkatan pertumbuhan, dan
standar pertumbuhan spesifik yang digunakan untuk mengevaluasi hasil. Suhu yang
secara Iangsung mampengaruhi fungsi tanaman di daerah fotosintesis dapat sangat
mempengaruhi total fotosintesis dan produktivitas tanaman. Oleh karena itu,
permulaan dan pengembangan dedaunan yang baru dan durasi bermacam fase
perkembangan tanaman berperan besar pada produktivitas tanaman. Gambar 2-2
menunjukkan pengaruh suhu dalam mendukung perkembangan daun jagung.
Pengaruh suhu pada
peristiwa fotosintesis, kandungan karbon dioksida pada atmosfir, intensitas
cahaya, dan durasi pencahayaan pada intensitas yang diberikan
merupakan hal yang sangat kompleks dan
berbeda-beda pada tanaman dengan jenis yang beragam. menurut persetujuan para
ahli kimia, jika cahaya terbatas, suhu yang memiliki efek yang kecil pada
fotosintesis meningkat sejalan dengan peningkatan suhu. Kompleksitas dalam
hubungan ini diilustrasikan oleh data yang dikemukakan pada gambar 2-3.
pernapasan juga
dipengaruhi oleh perubahan suhu. Pada suhu rendah pernapasan akan melambai dan
sebaliknya akan bartambah cepat saat suhu naik. pada suhu yang sangat tinggi,
tingkat pernapasan pada awalnya akan sangat cepat
tapi tak akan bartahan Setelah
beberapa jam berada pada suhu tinggi, tingkat pernapasan untuk beberapa jenis
tanaman akan turun cukup cepat.
Gambar 2-2. Pengaruh suhu pada tingkat
keadaan daun jagung. [Toilenaary et al.,
C139
191363 (1979).]
Untuk tanaman yang memiliki
zona suhu optimal untuk fotosintesis lebih daripada untuk pernapasan. Hai ini telah
disarankan sebagai salah satu pernapasan
atas hasil yang lebih basar seperti jagung dan Kentang, dalam suhu
dingin yang berkebalikan dengan hasil, tanaman di daerah yang lebih hangat.
Dalam keadaan di atas suhu optimal dalam waktu yang Iama, mungkin saja tanaman kelaparan
hanya karena pernapasannya berjalan jauh Iebih cepat pada proses fotosintesis.
Penguapan, atau hilangnya
air melalui stomata daun, dipengaruhi oleh suhu. tingkat penguapan rendah pada
saat suhu rendah dan sebaliknya meningkat sejalan dengan peningkatan suhu. Pada
keadaan penguapan yang berlebihan, air yang menguap mungkin saja melebihi air
yang diserap oleh tanaman akibatnya tanaman menjadi Iayu.
Gambar 2-3. Tingkat pertukaran karbon
dioksida pada tanaman padi berusia lima minggu, dalam hubungannya dengan suhu
dan intensitas cahaya [ ormon,agron.J. 53:94(1961).]
Penyerapan air oleh akar
tanaman dipengaruhi oleh suhu. Ditekankan kembaIi. pengaruh suhu berbeda-beda
untuk tiap jenis tanaman akan tetapi, dengan sejumlah tanaman yang dapat
beradaptasi dengan kondisi lingkungan, penyerapan meningkat sejalan dengan
peningkatan suhu di daerah akar, dari 0°C sampai sekitar 60°C hingga 7O°C. Di
atas suhu ini terjadi penurunan tingkat penyerapan.
Suhu tanah yang rendah mungkin
saja merugikan pertumbuhan tanaman dengan efeknya pada penyerapan tanaman. Jika
suhu tanah rendah, dan terjadi kesanggupan dalam jumlah besar, tanaman mungkin akan
terluka karena terjadi dehidrasi pada jaringan. Kelembaban tanah juga mungkin
dipengaruhi oleh suhu, jika cuaca hangat
maka akan menghasilkan penguapan air yang lebih cepat pada permukaan tanah.
Suhu juga berpengaruh
terhadap penyerapan unsur mineral. Hasil dari banyak percobaan mengindikasikan
bahwa pada beberapa jenis tanaman, penyerapan unsur-unsur oleh akar menjadi
lambat pada suhu tanah rendah. Hai ini saja disebabkan oleh aktivitas
pernapasan yang lebih rendah atau berkurangnya
kemampuan penyerapan pada selaput sel, kedua hal ini dapat dipengaruhi
proses pengangkutan sebagaimana
pengaruhnya terhadap tingkat dan luas daerah resapan tanah. Ketersediaan
nutrisi dan pergerakan ke daerah akar
jg dipengaruhi oleh suhu.
Efek suhu pada
pengangkutan nutrisi pada kéntang diilustrasikan oleh data yang ditunjukkan
oleh grafik pada gambar 2-4. Perhatikan akibat suhu pada kandungan berbagai nutrisi
di daerah atas dan akar tanaman. Sebagai contoh, kandungan fosfor pada bagian
atas dan akar tanaman meningkat sejalan naiknya suhu. Di sisi Iain, peningkatan suhu menurunkan
kadar potasium pada akar.
Suhu berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman secara tidak Iangsung dengan memberi efek pada populasi
mikroba di tanah. Aktivitas mikrobakteri sebagaimana sebagian besar organism heterotropis
meningkat sejalan dengan peningkatan suhu. pH tanah mungkin saja berubah karena
suhu, dimana sebaliknya akan berakibat pada pertumbuhan tanaman. Penelitian
menunjukkan bahwa pH tanah meningkat pada musim dingin dan berkurang pada musim
panas. Hal ini berhubungan dengan aktivitas mikro organisme, karena aktivitas
mikroba selalu tinggi dengan pelepasan karbon dioksida yang dikombinasikan
dengan air untuk membentuk zat asam arang dan zat asam lainnya. Pada tanah,
perubahan keasaman pH sedikit saja dapat mempengaruhi ketersediaan beberapa elemen
mikro seperti mangan, zinc, atau zat
besi.
Gambar 2-4. Efek suhu tanah terhadap
beberapa mineral pada bagian atas kentang dan bagian akar (R). [Epstein, Agron. J., 63:664(1971).]
Sudah banyak studi dilakukan
untuk meneliti hubungan langsung antara hasil dengan produksi bahan-kering dan
suhu. Hubungan ini beragam untuk spesies dan jenis tanaman yang berbeda.
Pengaruh suhu tanah juga dapat berubah pada berbagai kondisi tanah, termasuk
jumlah tanah Iiat, kadar kelembaban, dan umur panjang. Beberapa contoh pengaruh
suhu daerah akar terhadap pertumbuhan daerah atas dan akar pada jagung dalam
rumah kaca disimpulkan pada tabel 2-7. A 5 C peningkat pada Kisaran temperatur
yang diteliti, meningkatkan pertumbuhan bagian area sebesar 100% bahkan Iebih.
Gambar 2-5 menunjukkan bagaimana panas pada tanah di bagian Ohio utara meningkatkan
produksi bahan-kering dan hasil jagung data tersebut mengilustrasikan
pentingnya membatasi konsep faktor seperti yang diterangkan di bagian awal bab
ini. Hubungan antara fungsi tanaman-suhu diilustrasikan disini merujuk pada
kebutuhan akan digunakannya pengetahuan dalam konsep ini , untuk jenis tanaman
yang tidak bisa be-radaptasi dengan suhu akan menghasilkan hasil yang kecil dan
keuntungan yang kecil terhadap burun dan modal.
Suhu juga dapat mengubah
komposisi udara tanah, dan kembali akan menghasilkan peningkatan aktivitas
mikro- mikro organisme ketika aktivitas populasi mikro organisme akan terdapat
sebagian tekanan karbon dioksida pada lapisan tanah yang tinggi sementara kandungan oksigen menurun.
Pada keadaan tak bisa dilakukan difusi udara dari dalam ke Iuar tanah, turunnya
tekanan oksigen akibat varietas tersebut akan mempengaruhi tingkat pernapasan
akar tanaman, dan karenanya berpengaruh terhadap kemampuan mereka menyerap
nutrisi.
Aplikasi praktis telah
dibuat untuk hubungan antara pertumbuhan tanaman semua untuk membangun apa yang
disebut dengan konsep satuan panas. Satuan
panas telah dideskripsikan dalam
berbagai istilah: derajat-hari, hari optimal, dan derajat efektif. Se!uruh
istilah menandakan tentang jumlah energi panas yang telah terserap oleh tanah pada
satuan waktu tertentu. Jumlah satuan yang diperlukan untuk mendewasakan tanaman
(atau menumbuhkan tanaman sampai pada tingkat tertentu) te!ah ditentukan untuk
bermacam-macam tanaman. Beberapa pétani komersiaI, khusunya para petani produk
tanaman beku dan kalengan, menggunakan
teknik ini untuk menentukan tanggal
menanam dan tanggal panen dengan tingkat kecepatan yang belum pernah ditemukan
sebelumya. Penggunaan teknik ini telah meningkatkan eisiensi operasi
pengalengan dan pembekuan makanan, karena taggal izin menanam yang tidak stabil,
jadi hasil akan menghasiikan arus produk pengalengan dan beku yang berkualitas
tinggi yang relatif stabil. Untuk diskusi yang ieuin mendalam tentang fase
hubungan antara suhu dan pertumbuhan tanaman,pembaca bisa mengambil referensi
dari Katz (1952) dan Gilmore and Rogers (1958).
Ketersediaan embun Pertumbuhan
tanaman sejalan dengan jumlah ketersediaan air, pertumbuhan terbatas pada ketersediaan
air tanah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Air dibutuhkan oleh tanaman
untuk menghasilkan kabohidrat, untuk menjaga hidrasi protoplasma, dan sebagai
kendaraan pengangkut makanan dan elemen mineral. Tekanan embun/air internal mengakibatkan
turunnya pembelahan dan pemanjangan sel pada pertumbuhan.
Tekanan air tanaman
terjadi saat air yang dapat diekstrak pada daerah akar tidak cukup memenuhi
permintaan transpirasi tanaman. Jika pada akhirnya terlalu banyak, gejala
tekanan embun akan muncul meskipun suplai air yang dapat di ekstrak cukup
memadai. Variasi dalam devisit air tanah sebagian bertanggung jawab terhadap
baik-turunnya hasil setiap tahun. Bermacam proses fisiologi pada tanaman
mendapatkan efek tekanan air yang berbeda-beda. Sebagai contoh, perpanjangan daun
lebih sensitif terhadap defisit air tanah dibandingkan dengan proses lainnya.
Dan juga, perpanjangan akan berhenti sebelum seluruh air tanah berhasil
diekstrak dikonsumsi.
Akar tanaman dapat tumbuh
dalam kondisi terbaiknya ketika media tanah yang ditempati rnendapat kelembaban
yang cukup, tapi seperti yang ditunjukkan pada garnbar 2-6, pertumbuhan dapat
terjadi bahkan pada keadaan tanah yang relatif kering. Ketika keadaan defisit
air membatasi pertumbuhan akar makan pengangkutan nutrisi dan air akan
berkurang, terutama jika terdapat tekanan air yang tinggi.
Tabel
2-7. Efek Suhu pada daerah akar terhadap pertumbuhan jagung.
Bagaian tanaman
|
Medium pertumbuhan
|
Suhu udara
|
Hasil relatif
|
Referensi
|
Atas
|
Tanah
|
Rata-rata 20˚ C pada rumah kaca
|
13˚C
20˚C ( dengan dan tanpa kombinasi )
|
Ketcheson, Can J. Soil Sci.
37:41(1957)
|
Atas
|
Mardin silt loam ( tanah liat
berlumpur )
|
Standar rumah kaca
|
15˚C
20˚C 25˚C
100 132 263
|
Knoll et al.,
|
Atas
|
Honeoye silt loam ( tanah liat
berlumpur )
|
-
|
15˚C
20˚C 25˚C
100 238
531
|
|
Atas
|
Pasir
|
Berfariasi antara 20 sampai 30˚rumah
kacaC pada
|
15˚C
20˚C 25˚C
100
238 531
|
|
Akar
|
Pasir
|
|
15˚C
20˚C 25˚C
100
230 368
|
|
Atas
|
Pasir
|
Rumah Kaca
|
15˚C
20˚C 25˚C
100
218 391
|
|
Gambar 2-5. Berat kering tanaman
jagung pada beberapa tingkat perkembangan dan hasil jagung dipengaruhi
pemanasan tanah. [Mederski and jones,SSSA J.,] 27:188 (1953)-]
Gambar 2-6. Pertumbuhan relatif pada
akar maize, sorghum, dan flax yang dipengaruhi oleh air tanah potensial (suction
in bars). [Hurd and Spratt,Physologieal Aspect of Dryland Farming,p.l83. New
Delhi: Oxford & IBH,(l975).]
Gambar 2-7. Efek pupuk nitrogen
terhadap hasil rapeseed pada keadaan tanah kering dan diberi pengairan (data
rata-rata (mean data) pada kisaran waktu delapan tahun untuk masing-masing
perlakuan kelembaban) [Henry and Mac Donald,Can.J .Soil Sci., 58:305(l978).]
Efek dari perlakuan
kelembaban pada tanah kering dan yang diberi irigasi dan naiknya tingkat pupuk
nitrogen pada hasil raggseed ditunjukkan pada gambar 2-7. Pada tiap level
pemberian nitrogen, penambahan air meningkatkan hasil dari tanaman oilseed ini.
Sebaliknya, naiknya tingkat oksigen hingga meneapai 168 kg/ha pada kedua
kondisi kelembaban tersebut, terlihat peningkatan pada hasil rapgseed.
Tingginya tingkat nitrogen dan dikombinasikan dengan pengairan menghasilkan
peningkatan hasil sebanyak hamper empat kali lipat. Hal ini menggambarkan efek
pembatasan dengan sangat jelas bahwa kelembaban yang terlalu sedikit maka
tanaman akan merespon pada pemberian pupuk. Juga hamsa diperhatikan bahwa
sangat penting untuk menyiapkan pupuk yang cukup untuk
memanfaatkan ketersediaan air dengan
sebaik-baiknya.
Hasil bukan satu-satunya
aspek tanaman yang dipengaruhi kelembaban tanah. Kandungan protein dalam biji
seringkali dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan air. Persentase protein yang lebih
tinggi biasanya diasosiasikan dengan rendahnya tingkat pengekstrakan
kelembalran tanah, seperti yang dittmjukkan pada tanaman Barley pada gambar
2-8. Sebuah interaksi lcuat antara kelembaban dan pupuk juga bisa dilihat pada gambar
ini.
Tingkat kelembaban
tanah juga memiliki efek yang cukup kuat terhadap pengangkutan nutrisi tanaman.
Rendahnya tingkat ekstraksi air pada daerah akar mengurangi ketersediaan
nutrisi dengan mengganggu masing-masing dari tiga proses utama yang berperan
Serta dalam pengangkutan nutrisir Proses tersebut adalah 1) difusi 2) aliran
massa (mass flow) 3) penahanan akar dan pertukaran kontak. Aturan umumnya
adalah, terjadi peningkatan pengangkutan nutrisi ketika jumlah air (extrable
water) tinggi dibandingkan ketika jumlah air rendah. Akibat dari penurunan
tekanan kelembaban tanah pada pengangkutan fosfor oleh bagian atas kedélai
dapat dilihat dengan jelas pada tabel 2-8. Banyaknya pori-pori tanah yang
ditimbulkan oleh tingginya jumlah kelembaban dapat mengganggu karena
mengakibatkan kurangnya oksigen dan membatasi pernapasan akar dan puryerapan
ion.
Gambar 2-8. Peningkatan hasil dan
penurunan kandungan protein pada tanaman hiey sebagai fungsi dari ketersediaan
air tanah pada empat tingkatan level pupuk nitrogen (kg/ha), dengan rata-rata (117
mm) curah hujan/bulan Juni - Juli. Garis menurun pada sebelah kiri-kanan
menunjukkan protein, sedangkan garis meningkat pada daerah kiri-kanan adalah
hasil [Bole and Pittman, Proc. 1978 Sask. Soil Crops workshop (February 8-9,
l978.]
Kecenderungan nutrisi
tanaman lebih siap untuk diangkut ketika suplai kelembaban meningkat memiliki
efek yang menguntungkan pada efisiensi penggunaan air pada tanaman. Efesisensi
penggunaan air (WUE) adalah jumlah bahan kering yang dapat dihasilkan berdasarkan
jumlah air yang diberikan. Dideskripsikan juga bahwa berat bahan kering yang
diperoleh dari satu akar-inci tanah (satu hektar- cm air). Tabel 2-9
menyimpulkan efek dari program dan sistem manajemen pemberian dua pupuk dan
tiga air pada WUE pada produksi bijih jagung. Pengulangan dalam pengaplikasian
sejumlah kecil pupuk di sepanjang musim pertumbuhan, bersamaan dengan sistem
irigasi yang dijadwalkan dengan menggunakan tensiometer, menghasilkan WUE
paling tinggi pada tanah berpasir ini,
yang dimaksudkan pada pelepasan nutrisi tanaman dan penipisan
kelembaban tanah dengan sangat cepat.
Tabel
2-8. Pengaruh Tekanan Kelembaban Tanah pada Daerah Pemupukan-Fosfor terhadap
Pengangkutan Fnsfor oleh Kedelai.
Status kelembaban tanah ( tekanan
pada batang )
|
Kandungan P bagian atas tanaman (mg)
|
P(%)
|
|||
Terus menerus <2 penipisan
dmendekati 15 ari 0.03 hingga 15 pemeliharaan
|
Total
|
Diperoleh dari
|
|
||
|
|
pupuk
|
tanah
|
|
|
|
Fosfor, 24 ppm
|
|
|||
Terus menerus <2 penipisan dari
0.03 hingga 15 pemeliharaan mendekati 15
|
30.3
24.5
10.1
|
20.9
15.9
6.7
|
9.4
8.6
3.4
|
0.214
0.170
0.105
|
|
Terus menerus <2 penipisan dari
0.03 hingga 15 pemeliharaan mendekati 15
|
Fosfor, 1.456 ppm
|
0.407
0.242
0.266
|
|||
67.1
65.6
45.6
|
54.3
53.5
35.7
|
12.8
12.1
9.9
|
|||
* untuk 10 hari hasil panen terdahulu
** Rata-rata dari enam tiruan; LSD 5%
dari total kandungan P, 10.8 mg; SEM, 3.77
Sumber: Marais and Wiersma, Agron. J., 67:77 8 (1975)
Tabel
2-9. Hasil Panen Jagung dan Efisiensi Pemakaian Air yang dipengaruhi Oleh Pengaturan
Air dan Metode Pemupukan*.
Perlakuan pemupukan
|
Curah hujan alami
|
Pengairan harian ( 0.64 cm ) : 49+50
cm
|
Tensiometer yang dijadwalkan
|
|||||
Hasil
(Kg/ha)
|
WUE
|
Hasil (kg/ha)
|
WUE
|
Hasil (kg/ha)
|
WUE
|
|||
Metode konvensional ** program yang
dikembangkan ***
|
2860
2710
|
59
56
|
3380
4950
|
34
50
|
4760
6600
|
64
80
|
||
* WUE = kg/(ha X cm)
** 112,98 dan 280 kg/ha N, P,
menunjukkan preplant dan dua pemupukan akhir masing- masing 112 kg/ha dari N.
***336, 98 dan 280 kg/ha N, P,
menunjukkan peningkatan 5%, 5%, 10%, 20%, 20%, 20%, dan 20% pada musim
pertumbuhan.
Sumber: Rhode et. Al., Agron J, 70:306 (1978)
Pemberian nutrisi pupuk
merupakan pertimbangan penting dalam proses pertumbuhan tanaman dimana bagian
atas daerah akar merupakan daerah yang rentan kekeringan yang berlangsung cepat
dan dalam waktu yang panjang. Pupuk yang ditempatkan pada kedalaman daerah akar
dimana tanah di sekitarnya lembah akan bekerja lebih efektitif. Di daerah
gersang dan agak gersang, dimana pencucian (leaching) tak menjadi masalah,
peningkatan distribusi nutrisi pupuk di daerah akar dapat dihasilkan dari
keadaan permukaan yang terkadang keras. Penempatan pupuk akan didiskusikan pada
bab berikut, tepatnya pada bab 13.
Level kelembaban tanah
juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung karena berdampak
pada perilaku mikro organisme tanah. Pada tingkat kelembaban yang sangat rendah
atau sangat tinggi, aktivitas organisme yang bertanggung jawab untuk mengubah
nutrisi menjadi bentuk yang tersedia-untuk-tanaman menjadi terhambat, hal ini
mengakibatkan tanaman mungkin saja tidak mendapatkan suplai elemen esensialnya
dengan cukup.
Aktivitas tanaman patogen
di dalam tanah juga bisa dipengaruhi oleh kelembaban tanah sebagai contoh,
disebabkan oleh adanya jamur tanah Gaeumarmomyces graminis, akan penyakit
serius ketika kita mencoba menanam gandum lagi dibawah keadaan tanah yang sangat
lembab. Di sisi lain, pertumbuhan diyland crown and foot rot yang disebabkan
oleh Fusarium sangat disukai oleh kondisi tanah yang kering.
Energi panas. Energi panas
merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Unsur-unsur seperti kualitas, intensitas, dan durasi pencahayaan memegang
peranan yang sama pentingnya. Radiasi hari-cerah, merupakan indikator yang berguna
untuk mengukur jumlah energi matahari yang tersedia untuk proses fisiologi tanaman.
Radiasi hari-cerah yang menilai jumlah periode diantara permulaan munculnya serbuk
sari (anthesis) hingga jagung dewasa menyarankan bahwa produksi tertinggi
tanaman ini di daerah Amerika Serikat terletak pada daerah 40° garis lintang,
sebuah daerah yang terletak di sebelah timur ke barat dari batas selatan
Pennsylvania, melewati bagian tengah Ohio, Indiana, dan Illinois, menyeberangi
sebelah utara Missouri dan melewati batas Nebraska dan Kansas. Kebanyakan
produksi utama jagung ini terletak diantara 38 dan 43° garis lintang. Banyak
catatan hasil jagung yang sangat tinggi dalam beberapa tahun belakangan ini
dihasilkan di daerah yang terletak diantara 42 dan 43° garis lintang.
Penelitian dilakukan untuk
meneliti akibat kualitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman? tetapi percobaan
tersebut sulit dilakukan karena keharusan untuk terus menerus mengontrol
panjang gelombang dan intensitas radiasi. Meskipun hasil dari studi tersebut menyarankan
bahwa spektrum cahaya matahari yang penuh, secara umum sangat memuaskan untuk
pertumbuhan tanaman, kualitas cahaya juga memberikan pengaruh. Pengaruh variable
ini belum diteliti sebagaimana penelitian terhadap efek intensitas cahaya dan
fotoperiod. Meskipun kualitas cahaya diketahui mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, tidak dapat diperkirakan di masa depan apakah indikator ini dapat
dikendalikan pada tanah pertanian yang luas. Bagaimanapun juga, mungkin saja
bisa dilakukan untuk tanah pertanian dengan ukuran yang relatif kecil dan
tanaman yang benilai-tinggi.
Gambar 2-9. Hubungan antara asimilasi
CO2 (PL) dengan intensitas cahaya (1) diantara jenis tanaman.[I-Iesketh and Baker,
Crop Sci., 7:286(l967)].
Intensitas cahaya sebagai
faktor perkembangan tanaman juga sedang diteliti. Terlihat kebanyakan tanaman
secara umum mampu tumbuh pada intensitas cahaya yang daripada intensitas cahaya
siang hari normal. Bagaimanapun, tanaman merespon cahaya pada intensitas yang
beragam dengan cara yang berbeda-beda, sebagaimana oleh kurva pada gambar 2-9.
Perhatikan bahwa dua spesies hutan yaitu oak dan mapel, adalah yang paling
kurang bereaksi terhadap peningkatan intensitas radiasi. Intensitas cahaya pada
habitat hutan mereka sangat kurang pancaran sinar matahari, terutama saat pohon
mapel itu tumbuh di daerah understory.
Untuk tanaman seperti
jagung, yang terus merespon terhadap penambahan cahaya, penangkapan radiasi
sinar matahari oleh kanopinya dan efesiensi yang berhubungan dengan fotosintesis
merupakan salah satu faktor utama pertumbuhan dan hasil. Tingkat fotosintesis
bersih pada jagung hampir berbanding lurus dengan penangkapan radiasi, yang
membuktikan bahwa kelembaban tanah masih cukup (gambar 2-10). Kemampuan tanaman
untuk menangkap radiasi menjadi pertimbangan yang penting.
Perubahan intensitas
cahaya karena adanya bayangan dapat sangat mendesak pengaruh perkembangan
tanaman. Dengan tingginya populasi tanaman, cahaya yang masuk ke posisi yang
lebih rendah di daerah kanopi tanaman mungkin saja tidak cukup untuk daun bawah
untuk melakukan fotosintesis. Tabel 2-10 menunjukkan bagaimana hasil jagung
meningkat dengan menyediakan cahaya matahari buatan pada bagian bawah tanaman. Pentingnya
distribusi cahaya di bawah kanopi tanaman lebih jauh ditunjukkan pada gambar 2-l
l, dimana hasil bulir jagung dibandingkan antara hibrida dengan beragam daun
orientasi yang tumbuh pada kerapatan tanaman yang berbeda. Keuntungan untuk
ketegakan daun adalah jelas pada respon hasil yang diperoleh dalam kedua tahun.
Peristiwa dinaungi
bayangan tanaman juga bisa muncul ketika dua spesies berbeda tumbuh secara
bercampur, seperti padang rurnput semanggi. Permasalahan ini telah diteliti
oleh beberapa pekerja di Australia. Pertumbuhan yang seimbang pada rumput dan
semanggi merupakan hal yang penting dalam pengelolaan padang rumput yang baik. Diketahui,
contohnya, jumlah pupuk nitrogen yang berlebihan pada padang rumput rumput semanggi
akan menyingkirkan semanggi dari percampuran. C.M. Donald dan kawan-kawan di
Australia mempelaiari permasalahn ini dan berhasil sampai pada kesimpulan
berikut:
1.
Peningkatan
penggunaan nitrogen akan meningkatkan hasil rumput. *T
2.
Peningkatan hasil rumput akan memberikan area
daun rumput yang lebih lebar dan menutupi bagian atas kanopi daun-semanggi.
3.
Perm daun yang lebih tinggi di atas semanggi
akan mengurangi kerapatan cahaya pada kanopi daun semanggi.
4.
Kurangnya
kerapatan cahaya pada kanopi daun semanggi mengakibatkan pertumbuhan semanggi
menurun.
Gambar
2-10. Proses fotosintesis
pada jagung [mg CO2/dm2
area tanah 15 min] karena adanya penangkapan cahaya (ly/15 min) pada indeks
area tiga daun . [Hesketh and Baker, Crop Sci., 7:291(1967).]
Hilangnya semanggi pada
padang rumput semanggi-rumput yang diberi pupuk nitrogen dalam jumlah banyak
kini diteliti secara berkala di beberapa wilayah Amerika Serikat. Hal ini selalu
identik dengan kelembaban dan nutrisi, terutama potasium, tapi hasil penelitian
Donald menyarankan pembatasan efek yang mungkin terjadi karena kerapatan cahaya
yang terlalu rendah.
Studi yang dilakukan oleh
para pekerja Jepang, yang menggunakan gandum sebagai tanaman percobaan,
mengindikasikan bahwa penyerapan ammonium, sulfat, dan air meningkat sejalan
dengan naiknya intensitas cahaya tetapi penyerapan kalsium dan magnesium hanya sedikit
terpengaruh. Intensitas cahaya memberi efek terhadap pengangkutan fosfat dan potasium.
Telah diteliti juga bahwa pengangkutan oksigen oleh akar meningkat sejalan dengan
naiknya intensitas cahaya.
Tabel
2-10. hasil per akar
yang berhubungan dengan jumlah cahaya buatan, tahun
penanaman 1971.
Populasi Cahaya ears hasil
(tanaman/A) buatan* per
tanaman (bu/A)
|
40,672 0,77 196
41,404 300 0,94
240
39,228 600
0,93 245
41,394 1800 1.00 321
|
*Dalam satuan watt per 16 ft.
Disesuaikan pada 15,5% H2O.
Sumber: Graham et al., Trans. ASAE
15(3):578(1972)
Gambar
2-11. Rata-rata
respon hasil hibrida yang dikelompokkan berdasarkan sisi. [Hicks and
Stucker,Agron.J.,64:486(l972).]
Fotoperiodik. Meskipun
kualitas dan intensitas cahaya mungkin meliliki arti terbatas ditinjau dari
sisi tanaman yang tumbuh di ladang, namun durasi pencahaayaan memiliki arti
yang penting. Perilaku tanaman dan hubunganya
dengan panjangnya hari disebut fotoperiodik.
Berdasarkan reaksi tanaman tehadap fotoperiodik, tanaman dikelompokkan atas hari-pendek,
hari-panjang, atau tentu (determinate). Tanaman hari-pendek adalah
tanaman yang akan berbunga hanya saat fotoperiodik sependek atau lebih pendek
dari periode waktu kritis. Ketika waktu pcncahayaan tanaman lebih panjang
daripada periode waktu kritisnya, tanaman akan tumbuh tanpa melengkapi siklus
reproduksinya : Contoh tanaman ini adalah Mammoth tobacco and coleus.
Tanaman hari panjang adalah tanaman yang hanya
akan berbunga jika lamanya tanaman terpapar cahaya sepanjang atau lebih panjang
daripada waktu kritisnya. Jika tanaman terpapar cahaya dalam waktu yang lebih
pendek daripada periode kritisnya, maka mereka hanya akan tumbuh secara vegetative.
Biji- bijian dan semanggi termasuk dalam kategori ini.
Tanaman yang berbunga dan
melengkapi siklus reproduksinya diluar rentang waktu panjangnya hari
dikelompoka sebagai tanaman tak-tentu. Kapas dan|l3uckWheat termasuk dalam kategori
ini.
Fenomena fotoperiodik
pertama kali dijelaskan oleh Garner dan Allard. Mereka meneliti bahwa jenis
burley tobacco yang dikenal dengan nama Maryland Mammoth gagal berbunga di
ladang selama musim panas. Ketika salah satu tanaman tersebut dipindahkan ke dalam
rumah kaca untuk musim dingin, tanaman tersebut
berbunga banyak. Penelitian selanjutnya menunjukkan perilaku ini berkaitan
dengan durasi tanaman terpapar cahaya. Sejak penemuan ini, banyak tanaman yang
ditemukan memiliki gejala fotoperodik. Dari sisi pertanian, hal ini merupakan
penemuan penting bahwa kegagalan tanaman untuk berbunga atau berbuah mungkin
saja berkaitan erat dengan panjangnya hari.
Kedewasaan dan berbunganya
kedelai sangat dipengaruhi oleh panjangnya hari fotoperiodik. Jadi jenis
tanaman yang biasa tumbuh, tumbuh sangat terbatas di wilayah lokal dibandingkan
dengan di daerah luas. Kebanyakan jenis yang beradaptasi dengan wilayah utara
memiliki kebiasaan tumbuh yang tidak menentu dan berbunga pada waktu hari panjang,
sebaiknya jenis yang dikembangkan di wilayah selatan memiliki kebiasaan tumbuh
tertentu dan berbunga pada saat hari-pendek. Jenis yang semi menentukan akan
dikembangkan pada wilayah utara.
Produksi bunga krisan juga
berdasarkan pada pengetahuan tentang pertumbuhan fotoperiodik. Bunga ini dapat
dibuat berbunga sebelum waktunya dalam rumah kaca dengan eara yang cukup
sederhana yaitu mengendalikan pencahayaannya atau fotoperiodik.
Susunan udara. Karbon
sangat dipeglukan oleh pertumbuhan tanaman, selain air, merupakan bahan yang
melimpah pada tanaman dan makhluk hidup lainnya. Karbon dibawa ke bagian daun
dan melalui aktivitas fotosintesis, zat ini terikat secara kimia pada molekul -
molekul organik.
Tanaman tidak selalu
mendapat karbon dioksida yang cukup karena konsentrasinya dalam udara hanya
sekitar 0,03% per volume (300 ppm). Oleh karena itu, konsentrasi karbon dioksida
pada udara merupakan faktor utama sebagai tingkat penentu pada fotosintesis. Banyak
tanaman ekonomis yang merespon naiknya level karbon dioksida dengan meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas (tabel 2-11). Tanaman yang menyediakan karbon
dioksida melalui rute enzim C3 (ribulose
1.5-diphospate carboxylase) memiliki potensi respon yang lebih besar terhadap
naiknya level karbon dioksida pada udara dibandingkan pada tanaman dengan rute
C4, yang menggunakan sumber karbon
melalui phospoenolpyruvate carboxylase.
Karbon dioksida
terus-menerus kembali ke udara sebagai hasil dari pernapasan binatang dan
tumbuhan. Pembusukan sisa-sisa bahan organik oleh mikroba merupakan sumber
utama zat ini. Salah satu efek penting pupuk kompos dan sisa tanaman pada hasil
mungkin adalah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara dan terperangkap di
dalam dan di bawah kanopi tumbuhan yang lebat.
Meskipun jumlah karbon
dioksida normal di udara hanya Sekitar 0,03%, tetapi konsentrasinya mungkin
berkisar antara §atu setengah sampai beberapa kali lipat nilai ini. Di bawah
rimbunan kanopi tanaman pada hari yang tenang (on a still day) , konsentrasi
karbon dioksida mungkin dapat sedikit diukur pada siang hari ketika tezjadi
tingkat fotosintesis yang tinggi. Hal yang sama terjadi pada hutan yang lebat,
kandungannya mungkin saja turun cukup besar dibawah konsentrasi rata-rata di
udara luar.
Selama lebih dari 60
tahun, telah disadari bahwa tanaman akan berkembang cepat jika mereka disuplai
dengan tambahan karbon dioksida. Sekitar 0,l% (100 ppm) merupakan jumlah ideal.
Pada konsentrasi yang lebih rendah tidak akan diperoleh reaksi penuh terhadap penyuburan,
dan konsentrasi yang lebih tinggi biasanya tidak akan memberikan peningkatan hasil.
Produktivitas yang kecil terjadi pada kisaran konsentrasi karbon dioksida
sebesar 0,3 sampai 0,5%.
Tabel
2-11. Perbedaan
fotosintesis daun pada tanaman dan persentase peningkatan pertumbuhan atau
hasil akibat naiknya level karbon dioksida pada udara.
Tumbuhan CO2
[mg/(dm2 .hr)] Peningkatan pertumbuhan/hasil
|
(%) (normal CO2 levels) pada kenaikan level CO2
|
Jagung,grain
sorghum, and sugarcane 60-70 100
Beras 40-75 135
Bunga
Matahari 50-65 130
Kapas
40-50 100
Kedelai,
sugar beet 30-40 56
Oats,
wheat, barley 30-35 66
Tembakau
20-25 67
Tomat,
Timun, Lettuce 20-25 50
Tree
species, grapes and ornamentals 10-20
40
|
Source: wittwer, proc. Agr. Res, Inst.
21” Annu. Meet., pp. 69-86 (1973).
Gambar
2-12. Hasil bibb
lettuce karena intensitas cahaya dan level karbon dioksida pada udara dalam
lingkungan ruang tumbuh yang terkontrol. [Witter et al.,Econ.
bot.,18:334(1964).] '
Dari sudut pandang
penggunaan iklan di masa sekarang untuk produksi makanan, penggunaan tarnbahan
karbon dioksida sepertinya paling potensial digunakan di dalam rumah kaca.
Lebih praktis untuk mengendalikan konsentrasi karbon dioksida yang lebih tinggi
daripada konsentrasi normal dalam lingkungan rumah kaca daripada di udara
terbuka, dimana aktivitas angin biasanya mengakibatkan tercampurnya udara
secara alami. Akan tetapi, pada keadaan tanaman yang sangat rapat
pertumbuhannya, terbatasnya pergerakan udara memungkinkan terjadi peningkatan
konsentrasi karbon dioksida melalui penguraian bahan organik oleh mikroba.
Efek meningkatnya
intensitas cahaya dan konsentrasi karbon dioksida pada pertumbuhan selada di ruang
tumbuh ditunjukkan pada gambar 2-12. Hasil selada pada berat per 10 bongkol
meningkat hanya dengan meningkatkan konsentrasi karbon dioksida ( tabel 2 - 12).
Seperti yang didemonstrasikan pada gambar 2 -13, karbon dioksida tambahan meningkatkan
hasil tomat di dalam rumah kaca sebanyak 42%. Kualitas tomat juga dilaporkan
meningkat dengan baik dengan adanya perlakuan karbon dioksida.
Gambar
2-13. Efek penambahan
CO2 pada hasil tomat. Hasil dari setiap
hasil panen
ditambahkan ke seluruh hasil panen
sebehunnya untuk mendapatkan bilai akumulasi hasil panen. [Hicklenton and
Jolliffe, Can. J. Plant Sci., 58:808 (1978).]
Tabel
2-12. Hasil dari
beragam jenis selada yang dipengaruhi oleh penambahan karbon dioksida ke dalam
udara rumah kaca
Jenis selada
hasil
(lb/ 10 bongkol)
|
-CO2 + CO2 **
|
Bibb 1.2
1.9
Cheshunt No. 5B 1.6
2.8
Grand Rapids H-54 1.3
2.6
Rata-rata (semua jenis) 1.4
2.4
|
*hasil untuk masing-masing jenis, dan
rata-rata semua jenis, meningkat signifikan pada penambahan CO2 (odds 9911).
**Level karbon dioksida berkisar
antara 125 hingga 500 ppm, pada - CO2 dan mulai dari 800 ke 2000 ppm pada +CO2 sepanjang siang hari, kecuali saat
ventilasi dibuka. Sumber: wittwer et al., Econ. B0t.,18:334(1964).
Suksesnya studi tentang
penambahan karbondioksida telah dilakukan menggunakan kamar transparan (1
sampai dengan 2 m2) untuk mengisolir tanaman di area penelitian. Kamar tersebut
diberi aliran udara dengan udara yang mengandung tingkat karbon dioksida yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pada tabel 2-13 dari penelitian terhadap dwarf
spring wheat mengungkapkan bahwa penambahan karbon dioksida berhasil
meningkatkan hasil biji-bijian hingga 23%. Peningkatan hasil terbesar secara
umum terjadi pada saat tanaman terekspos dengan banyak karbon dioksida pada
bulan kedua dan ketiga setelah ditanam (seeding).
Pada
tanaman lain, diantaranya ketirnun, flower crops, foliage crops (green), yeas,
buncis, dan kentang, juga memberi respon terhadap naiknya konsentrasi karbon
dioksida. Ketika level karbon dioksida meningkat, kebutuhan cahaya juga mungkin
meningkat. Pada beberapa tanaman, fiksasi karbon dioksida maksimal pada level
udara normal terjadi pada intensitas cahaya yang relatif rendah yaitu sekitar
1500 sampai 2000 footcandles. Beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa
intensitas cahaya yang lebih tinggi diperlukan pada tanaman tertentu. Seperti
yang dikatakan Wittwer dan Robb, keuntungan potensial yang diperoleh dari peningkatan
karbon dioksida pada. rumah kaca didapat ketika intensitas cahaya normal
ditingkatkan, fotosintesis menjadi lebih sensitif terhadap suhu.
Diskusi lebih lanjut
menggambarkan bahwa pertumbuhan tanaman dapat ditingkatkan dengan penambahan
karbon dioksida. Penggunaanya di dalam rumah kaca terlihat cukup memungkinkan,
tapi apakah penggunaanya di kondisi ladang dapat berhasil secara komersial, hal
inilah yang ingin kita lihat.
Zat kimia beracun di
udara. Kualitas udara yang mengelilingi bagian atas tanaman mungkin berada pada
kondisi tertentu yang mempengaruhi pertumbuhan. Gas tertentu, seperti sulfur
dioksida (SO2),
karbon monoksida (CO), hydrofluoricid (HF), ketika dilepaskan ke udara dalam
jumlah yang cukup, akan menjadi racun bagi tanaman. Meskipun ada pengecualian
terhadap hal ini, laporan terpisah tentang kasus-kasus ini dilaporkan telah terjadi.
Tabel 2-13. Efek penambahan karbon
dioksida pada hasil Dwarf Spring Wheat.
Durasi
hari ketika tanaman menerima penambahan karbon dioksida, dihitung sejak penanaman
(seeding)
|
Peningkatan
berat kering bijih (%) akibat
penambahan
karbon dioksida (750 ppm) pada tahun:
|
||
1971
|
1972
|
1973
|
|
12-39
40-73
68-98
96-124
|
12
23
7
11
|
-1
-3
21
13
|
7
15
14
1
|
Sumber : Fisher and Aguilar, Agron. J., 68:750(l976).
TABEL
2-13. Pengaruh
Suplementasi Karbon Dioksida pada Produksi Gandum Dwarf Musim Sémi
Hari penyemaian
Ketika tanaman menerima karbon
dioksida ekstra
|
Peningkatan
berat kering biji (%)
Karena
Paparan ekstra Karbon
dioksida
( 750 ppm) dalam :
|
||
|
1971
|
1972
|
1973
|
12-39
40-73
68-98
96-124
|
12
23
7
11
|
-1
-3
21
13
|
7
15
14
1
|
Sumber: Fischer dan Aguilar, Agron. J., 68: 750 (1976).
Asam kuat seperti sulfat,
nitrat, dan klorida telah menurunkan pH hujan dan salju jatuh di banyak bagian
utara Eropa dan bagian timur Amerika Serikat dan Kanada untuk antara 4 dan 5
PH. Nilai pH antara 2,1 dan 3,0 telah diamati untuk baadi individu di berbagai
lokasi. Hujan asam sering disebabkan konsentrasi sulfur dioksida dan sulfat
yang relatif tinggi. Beberapa efek hujan asam yang dapat memiiiki tanaman dan
tanah termasuk pencucian peningkatan nutrisi anorganik dan zat organik dari dedaunan,
erosi mernpercepat kutila daun, kerusakan daun Saat nilai pH turun di bawah
3,5, respon diubah untuk patogen terkait, symbiants, dan saprophytes, menurunkan
perkacambahan dan pembentukan ujung, berkurangnya ketersediaan nitrogen tanah respirasi
menurun, dan peningkatan pencucian ion hara dari tanah.
Cedera pada vegetasi oleh
fluor dilepaskan selama pembuatan aluminium logam dan produksi pupuk fosfat telah
dilaporkan. Kerusakan tanaman, mungkin tidak begitu penting sebagai toksisitas untuk pengembangan ternak.
Struktur tanah dan
komposisi udara tanah. Struktur tanah, tarutama yang jumlah cukup mengandung
lumpur dan tanah Iiat, memiliki pengaruh yang pada kedua akar dan pertumbuhan
atas tanaman. Struktur tanah untuk Sebagian besar menentukan kepadatan tanah.
Sebagai aturan, semakin tinggi kerapatan massa, semakin kompak tanah, struktur
yang lebih buruk diddefinisikan, dan semakin kecil jumlah ruang pori. Hal ini cukup
sering tercermin dalam pertumbuhan tanaman terbatas. Pengaruh pupuk,
kelambaban, dan pemadatan tanah pada berat kering tanaman jagung diberikan oleh
data pada Tabel 2-14. Pengurangan ditandai di kedua atas dan pertumbuhan akar
akibat pemadatan tanah dengan baik digambarkan dalam tabel ini. Juga dijelaskan
efek yang membatasi pemadatan tanah dapat memiliki respons tanaman terhadap
pupuk yang diberikan. Bandingkan perawatan 1, 2, dan 5.
TABEL
2-14. Pengaruh Moisture, Tingkat Fertilitas, dan Tingkat Pemadatan Tanah
terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
Pengobatan
|
Berat
atasan (G)
|
Berat
akar ( G)
|
Atasan/Akar
Perbandingan
|
Berat
Jumlah Tanaman ( G )
|
Longgar, basah, dibuahi 39.4 14.8 1:0.38 54.2
Longgar, basah, tidak 23.5 10,1 1:0.43 33.7
,dibuahi , “
Longgar, kering, dibuahi 27.5 9.3 1:0.34 36.8
,Longgar, kanng, tidak 20.3 9.3 1:0.46 29.6
“dibuahi
Kompak, basah, dibuahi 16.0 16.5 1:0.40 22.5
Kompak, basan, tidak 17.0 7.7 2:0.45 247 *
dibuahi
Kompak, kering, dibuahi 0.1 11.3 1:0.56 31.4
Kompak, kering, tidak 19.3 9.9 1:0.51 29. 2
buahi
|
Sumber: Bertrand dan Kohnke, SSSA
Proc, 211137 (1957).
menawarkan peningkatan ketahanan
mekanik untuk penetrasi akar. Méréka hampir paSti mempéngaruhi Raju difusi oksigen
ke dalam porkpori tanah, dan respirasi akar secara Iangsung berkaitan dengan
pasokan berkelénjutan dan memadai gas ini. Efek meningkatkan persentése oksigen
terhadap pertumbuhan tanaman snapdragon diilustrasikan pada Gambar 21-14.
MéSkipun képadatan misal mémiliki’ pengaruh pénting terhadap pertumbuhan
tanaman, pengaruh jumlah oksigen di udara tanah
sangat pénting sama atau lébih bésar,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-15.
GAMBAR 2-15. Pengaruh konsentrasi oksigen
dipertahankan pada tanah pada perkembangan akar. [Stolzy et all. SSSA Proc ..
25:464 (1961);
Air dengan persentase
oksigen ditunjukkan pada Gambar 2-15 dipertahankan di atas permukaan
masing-masing kontainer selama périodé pértumbuhan snapdrégoné, yéng mérupakan
ténamén uji. Tanah di wadah memiliki kerapatan massa dari 1,2. Pengaruhnya
terhadap pértumbuhan akar pérséntasé oksigén méningkat jelés.
Di bawah kondisi lapangan difusi
oksigen ke dalam tanah ditentukan terutama oleh tingkat kelembaban temah jika
kepadatan missal bukan merupakan faktor pembatas. Pada tanah baik dikeringkan
dengan struktur yéng baik, kandungan oksigen tidak mungkin untuk menghambat pertumbuhan
tanaman kecuali untuk periode jarang kemungkinan banjir, Selama yang mungkin
ménjadi pértimbangan Serius karena dampak yang suplai oksigen memiliki pada
penyerapan ion. Pentingnya peningkatan oksigen dengan penurunan ketegangan kelembaban
diilustrasikan pada Gambar 2-16. Perhatikan bahwa meningkatkan suplai oksigen
pada hasil kelembaban rendah dalam ketegangan yang terus meningkat penyerapan ion
Rb oleh akar dengan persentase oksigen dari 8 sampai 10. Pada tinggi penyerapen
kelembaban ketegangan ion berkurang dan, sangat mungkin karena efek membatasi
ketegangan kelembaban tinggi, oksigen jauh lebih Sedikit diperlukan untuk maksimal.
Pasokan oksigen pada
permukaan akar menyerap sangat penting. Oleh karena itu tidak hanya tingkat
oksigen kotor udara tanah yang penting, tetapi juga tingkat di mana oksigen
berdifusi melalui tanah untuk mempertahankan tekanan parsial yang memadai pada
permukaan akan pengaruh berbagai tingkat difusi oksigen terhadap pertumbuhan
tanaman kacang tanah pada tiga tingkat kesuburan yang berbeda diilustrasikan pada
Gambar 2-17. Pada tingkat rendah difusi oksigen peningkatan kecil dalam tingkat
difusi memiliki dampak yang lebih besar pada jagung yang ditanam pada tanah
tingkat kesuburan menengah atau tinggi dari pada tingkat kesuburan tanah yang
rendah.
Tanaman pertanian sangat
bérbeda dalm sensitivitas mereka untuk suplai oksigen tanah. Padi ditanam dalam
kondisi perendaman tanah lengkap. Tembakau sangat sensitif terhadap aerasi
tanah yang miskin banjir lapangan hanya beberapa jam menyebabkan kerusakan serius
atau kehilangan lengkap tanaman. Beberapa spesies rumput yang lebih toleran
terhadap kondisi buruk diangin-anginkan
dari pada yang lain, dan spesies disesuaikan dengan kondisi khas daerah harus
dipilih. Struktur tanah yang baik dan aerasi yang penting begitu hasil maksimal
dari tanaman pertanian yang paling, dan efek membatasi bahwa akar pasokan oksigen
yang tidak memadai dapat memiliki pertumbuhan harus dipertimbangkan dalam
program produksi tanaman.
Reaksi Tanah. Tanah reaksi
(derajat keasman tanah, pH) dapat mempengaruhi perkembangan tanaman dengan
pengaruhnya terhadap ketersediaan unsure - unsur tertentu yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Contohnya adalah serapan meningkat dan curah hujan dari fosfat di
tanah asam tinggi dalam besi dan aluminium dan mangan di tanah tinggi bahan organik
dengan nilai pH yang tinggi. Penurunan ketersediaan hasil miolibdenum dari
penurunan pH tanah. Asam tanah mineral sering tinggi dalam aluminium larut dan
mangan, dan jumlah berlebihan dari elemen-elemen yang beracun bagi tanaman. Meskipun
kelarutan Fe 3+ reendah di sumur aerasi tanah asam,
oksida besi masih bisa memiliki peran besar dalam pengembalian fosfor pupuk.
Band terkonsentrasi atau partikel pupuk fosfor adalah agen melarutkan kuat dari
oksida besi.
Ketika pupuk nitrogen amonia
yang tersisa di permukaan tanah dengan nilai pH lebih besar dari 7, amonia
mungkin hilang oleh pénguapan. Jika kerugian besar, respon diharapkan nitrogen
diterapkan tidak akan diperoleh. Nilai pH tinggi tanah sekitar 7,5 - 8,0 dan di
atas akan mendukung konversi larut dalam air pupuk fosfor ke dalam bentuk yang kurang
Iarut ketersediaan yang Iebih rendah untuk tanaman. Penyakit soilbone tertentu
digengaruhi oleh pH tanah. Keropeng kentang irlandia, cacar ubi jalar, dan
busuk akar hitam tembakau disukai oleh netral-ke-basa kondisi. Penyakit ini
hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan menurunkan pH tanah sampai 5,5 atau
kurang. Preferensi jamur pathogen banyak nitrogen amonium tampaknya terkait
dengan pengasaman diproduksi di rizosfer sebagai akibat dari penyerapan tanaman
ini bentuk nitrogen.
Pentingnya keasaman tanah
terhadap pertumbuhan tanaman dan ketersediaan nutrisi tanaman diperlakukan Secara
rinci dalam Bab 11. Keasaman tanah adalah milik pentingnya terbesar bagi petani
dan salah satu yang mudah dan ekonomis diubah.
Biotik faktor. Faktor
biotik banyak yang dapat membatasi pertumbuhan tanaman menimbulkan bahaya
konstan untuk operasi pertanian dan menimbulkan ancaman potensial dari hasil
panen berkurang, jika tidak gagal panen. Fertilisasi Iebih barat dapat mendorong
pertumbuhan vegetatif yang Iebih besar dan kondisi Iingkungan yang Iebih baik
bagi organisme penyakit tertentu. Ketidakseimbangan nutrisi tersedia bagi
tanaman juga dapat menjadi aiasan untuk peningkatan kejadian penyakit. Data
pada Tabel 2.15 menunjukan bagaimana keseimbangan nutrisi, terutama fosfor dan
kalium dalam kombinasi dengan nitrogen, terkena Pupuk mengurangi busuk batang
padi dan meningkatkan hasil dari tanaman ini. Mengendalikan penyakit sangat
panting untuk hasil panen maksimum dan respon terbesar untuk pupuk diterapkan.
TABEL
2.15. Rot lnsidén di Rice dan lndeks Grain Yield Seperti
N
|
Pengobatan
(lb/A) P2O5
|
K2O
|
Yang
sakit persen
|
Yield
Index
|
0
|
0
|
0
|
47.0
|
100
|
120
|
0
|
60
|
7.2.
|
163
|
120
|
60
|
60
|
4.4
|
187
|
120
|
60
|
0
|
69.2
|
66
|
Sumber lsmunadji, Proc. 12 colloq.
int. Potash, hlm. 47-60 (1976).
Hama tertentu dapat
memberlakukan persyaratan tambahan pupuk. Virus dan nematoda, misalnya,
menyerang akar tanaman tertentu dan mengurangi penyerapan. Hal ini kemudian
perlu untuk memasok konsentrasi yang Iebih besar unsur hara dalam tanah untuk
memberikan pertumbuhan yang wajar. Hama ini menyerang banyak spesies tanaman tanaman
dan menyebabkan penurunan yang serius dalam hasil. Untungnya, mereka dapat
dikendalikan oleh praktek praktek seperti produksi bebas virus benih, rotasi
tanaman, dan dengan perlakuan kimia tanah. Salah satu contoh berbagai afek menguntungkan
pada hasil panen nematoda mengendalikan diberikan pada Gambar 2-18. Perhatikan
efek menguntungkan pada hasil kedelai menggunakan kedua kalium dan nematicide.
Erat bersekutu dengan penyakit adalah
masalah Serangga. Setiap kutu serius dapat membatasi pertumbuhan tanaman, dan
tidak terkendali mungkin bertanggung jawab atas kegagalan perusahaan pertanian.
Banyak contoh dapat dikutip Feruhsass lebxh berat dapat mendorong serangga
tertentu sepertl kapas kapas kumbang oleh pertumbuhan vegetatif yang Iebih
besar Pasta kemajuan telah dibuat dalam pemuliaan tahan serangga terhadap
tanaman tertentu dan Iangkah besar telah dilakukan dalam pengembangan
lnsektasida selama dua dekade terakhir
Gulma yang lain jera serius terhadap
produksl tanaman yang efesien karena mereka bersama untuk kelembaban nutrisi
dan dalam terang banyak hal disamping efek kompetitif dan gulma pertumbuhan
tanaman juga dapat dltekan oleh gangguan bioksmia atau allelopaty. Gulma yang dikenal untuk memproduksi dan
melepaskan zat-zat berbahaya kelingkungan akar..
GAMBAR 2 18 Produksi vanetas kedelai
yang di pengaruhi oleh pengobatan nematicida dan kalium kesuburan (East Prairie,
Missouri, (1):14 (1977)]
TABEL 2-16. Pengaruh Wild Oats pada
Produksi Bidang Tanaman
Pokok di Kanada Barat
Tanaman
|
Nomor dari Wild Oats di Crop
|
Hasil (bu/A)
|
Gandum
|
191/m2
|
44
|
|
Tak satupun
|
82
|
Rapeseed
|
187/m2
|
15
|
|
Tak satupun
|
37
|
Jelai
|
161/m2
|
71
|
|
Tak satupun
|
114
|
Lenan
|
220/m2
|
6
|
|
Tak satupun
|
33
|
Sumber Dew, Pertanian Canada Research
Station, Lacombe, Alberta (1978).
Kimia pengendalian gulma
merupakan praktek didirikan dengan tanaman yang paling ekonomis. Penggunaan
bahan kimia mengurangi kemungkinan cedera akar, yang sering hasil dari budidaya
mekanik, dan mengurangi kerusakan struktural tanah yang disebabkan oleh penggunaan
berulang alat pengolahan berat. Herbisida Praemergent memiliki keuntungan
menghancurkan gulma sebelum mereka mulai manarapkan efek kompetitif dan alelopati
pada tanaman. Penurunan yang serius dari hasil dapat terjadi pada berat gulma penuh
bidang, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2-16. Pentingnya pengendalian gulma
yang memadai untuk tanaman kurang toleran seperti rami jelas.
Subyek yang dibahas dalam
bagian sebelumnya dari bab ini Iebih tepat diobati dalam teks- teks lain.
Mereka tidak bisa dilewati tanpa menyebutkan Namun, karena efek membatasi
mereka mungkin pada efesiensi penggunaan nutrisi tanaman.
Pasokan unsur hara
mineral. Sekitar 5 sampai 10% dari berat kering tanaman terdiri dari unsur hara
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang, boron, klorin, tembaga,
besi, mangan, molibdenum, dan Seng. Tanah adalah Sumber utama niutrisi penting,
serta elemen lainnya yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Berbagai aspek
pasokan, ketersediaan, dan pengambilan elemen ini akan dibahas dalam bab
berikutnya.
Tidak adanya pertumbuhan
Pembatasan zat. Perkembangan normal tanaman dapat dibatasl atau dihentlkan
sepenuhnya oleh zat beracun. Hampir semua elemen tanah, bahkan mereka penting
dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, akan menjadi racun bagi tanaman ketika
mereka hadir dalam konsentrasi tinggi abnormal di zona akar. Hal ini tidak
jelas diketahui apakah toksisitas elemen-elemen ini merupakan akibat langsung
dari kehadiran mereka dalam jumlah yang berlebihan atau jika itu adalah karéna
gangguan mereka dengan serapan tanaman dari nutrisi panting dengan sifat kimia
yang mirip.
Mungkin salah satu masalah
toksisitas paling luas melibatkan tingkat yang berlebihan dari aluminium larut.
Unsur - unsur lain yang berpotensi toksik nikel, timah, merkuri, kadmium,
kromium, mangan, tembaga, seng, selenium, arsenik, molibdenum, klorida, boron,
dan fluor. Unsur-unsur lain yang menimbulkan masalah toksitas potensial termasuk
strontium, lithium, betilium, vanadium, bismut, yodium, dan timah. Untungnya,
toksisitas masalah yang terkait dengan berbagai elemen jarang terjadi di sebagian
besar tanah pertanian. Mereka paling mungkin dalam situasi yang melibatkan
pembuangan bahan limbah sepertl dari tambang dan metalurgi operasi, sistem
pembuangan limbah, hewan dan perusahaan
unggas, makanan industry pengolahan, pabrik pulp dan kertas, pengumpulan
sampah, dan lain-lain.
Senyawa organik, temasuk
fenol, Kresol, hidrokarbon, urea diganti, dan insektisida hidrokarbon terkosentrasi,
bisa menjadi racun jika mereka hadir dalam konsentrasi tinggi. Bahan kimia
tersebut biasanya tidak menjadi masalah pada kosentrasi renda karena tanah
dapat memperoleh kemampuan untuk terurai mereka.
Pertumbuhan
Ekspresi
Cara di mana pertumbuhan
tanaman merespon berbagai masukan dari nutrisi tanaman telah menjadi studi
khusus dari sekelompok llmuwan yang mungkin disebut biomaltriciens. Para
ilmuwan telahmenggunakan model matematika untuk menggambarkan berbagai atau menentukan
pertumbuhan tanaman, dan beberapa dari konsep – konsep ini akan secara singkat
disajikan dalam bagian berikut. Jika model mefemeliki tersebut dapat dikembangkan,
mereka bisa berguna dalam memprediksl apa hasll panen dapat diharapkan jika
pasokan unsur-unsur yang tersedia bagi tanaman dikenal.
Pertumbuhan
Berhubungan dengan Waktu.
Apakah pertumbuhan dlnyatakan sebagai
kenaikan berat kering atau tinggi tanaman, ada hubungan cukup konstan antara
ukuran pertumbuhan dipekerjakan dan waktu. Pola umum adalah salah Satu dari peningkatan
awalnya kecil dalam ukuran, dilkuti oleh peningkatan besar, dan kemudian
oleh dl mana ukuran tanaman meningkat
secera perlahan atau tidak sama sekali. Pola ini diilustrasikan oleh kurva
pertumbuhan umum dltunjukkan pada Gembar 2-19.
Pertumbuhan
berkaitan dengari faktor yang mempengaruhi itu.
Kurva pertumbuhan sangat
membantu untuk memahami pola umum perkembangan tanaman. Mereka menunjukkan
apa-apa, namun, faktor yang mempengaruhi penumbuhan, Seperti penyediaan unsur
hara mineral, cahaya, karbon dioksida, dan air. Tanaman ini adalah produk dari kedua
konstitusi genetic dan lingkungannya. Pola genetik adalah jumlah tetap untuk
tanaman tartentu dan manentukan, Sehingga untuk berbicara, potensi pertumbuhan
maksimum di bawah lingkungan yang baik untuk perkembangannya. Dari sudut
pandang bahwa tanaman tertentu, pencapaian perkembangan maksimum tergantung
pada lingkungan yang menguntungkan. Dengan kata lain, pertumbuhan tanaman
merupakan fungsi dari faktor lingkungan atau pertumbuhan berbagai, yang dapat dianggap
sebagai variabel, besamya dan kombinaai yang menentukan jumlah pertumbuhan yang
akan dibuat. Secara simbolis, hal ini dapat dinyatakan sebagai G=f(X1,X2,X3…., xn)
dimana
G = beberapa ukuran pertumbuhan
tanaman dan
x 1, x 2, x 3, ..., xn = faktor
pertumbuhan bérbagai
selanjutnya, jika semua kecuali satu dari
faktor pertumbuhan yang hadir dalam jumlah yang memadai, peningkatan jumlah ini
faktor pembatas umumnya akan menghasilkan peningkatan pertumbuhan tanaman.
Secara simbolis, G=f(xx)x2,xz, ..., xn
ini, bagaimanapun, tidak
hubungan linear saderhana. Meskipun hasil percobaan, seperti dari Liebig,
menunjukkan respon linier atas Sebagian dari kurva respon hasil, lebih Sering
penambahan setiap kenaikan berturut-turut dari hasil faktor pertumbuhan
kenaikan semakin kecil dalam pertumbuhan.
Hukum Liebig dari minimum
dan kontribusi lain untuk kimia pertanian yang dibahas dalam Bab 1. Hukum ini
dapat hanya manyatakan sebagai berikut: " Bahkan jika semua kecuali satu
elemen penting hadir, tidak adanya konstituen yang satu akan membuat tanaman
mandul."
Hukum
Mitscherlich itu.
Mitscherlich adalah di antara yang
panama untuk mengukur hubungan antara respon pertumbuhan tanaman dan penambahan
factor pertumbuhan. Dua undang-undang yang dihasilkan dari karyanya didefinisikan
selanjutnya.
Mitscherlich hukum
hubungan fisiologi. "Yield dapat ditingkatkan oleh masing-masing faktor
pertumbuhan tunggal bahkan ketika tidak hadir dalam minimum asalkan tidak hadir
dalam optimal.
Mitscherlich ini
Pertumbuhan Hukum. " Peningkatan hasil panen sebagai akibat dari meningkatnya
faktor pertumbuhan tunggal sebanding dengan penurunan dari hasil maksimum yang
dapat diperoleh dengan meningkatkaln faktor pertumbuhan tertentu.
Persamaan
Mitscherlich itu.
Persamaan pertumbuhan yang dibahas di bagian
sebelumnya merupakan ungkapan umum yang berkaitan pertumbuhan semua factor yang
terlibat. Pada tahun 1909, Mitscherlich
Jarman mengembangkan sebuah persamaan yang terkait pertumbuhan pasokan nutrisi
tanaman.
Dia mengamati bahwa ketika
tanaman disuplai dengan jumlah yang cukup dari Semua kecuali satu nutrisi,
pertumbuhan mereka Sebanding dengan jumlah elemen yang satu ini membatasi yang
‘ dipasok ke tanah. Pertumbuhan tanaman maningkat sebagai labih dari eleman ini
ditambahkan, tapi tidak dalam proporsi langsung dengan jumlah factor pertumbuhan
ditambahkan. Peningkatan pertumbuhan dengan Satiap penambahan berturut unsur
yang dimaksud adalah semakin kecil. Mitscherlich mengungkapkan hal ini matematis sabagai berikut:
dyldx = (A - y) C
Dimana dy adalah
peningkatan yield yang dihasilkan dari peningkatan dx x factor pertumbuhan, A
adalah hasil maksimum yang mungkin diperoleh dengan menyediakan faktor
pertumbuhan semua dalam jumlah yang optimal, y adalah hasil yang diperoleh
setelah setiap kuantitas tertentu x faktor telah diterapkan , dan C adalah
konstanta proporsionalitas yang mungkin dianggap sebagai suatu koefisien atau
faktor efesiensi.
Persamaan Spillman itu.
Seperti yang sangat sering terjadi dalam panyelidikan ilmiah, ini prinsip yang
sama Secara indapenden dikembangkan beberapa tahun kamudian oleh WJ Spillman.
Spillman menyatakan hubungan sabagai barikut:
Y = M(l-R *)
di mana y adalah jumlah pertumbuhan
yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu dari faktor pertumbuhan x, x adalah
jumlah factor pertumbuhan, M adalah hasil maksimal ketika semua faktor
pertumbuhan yang hadir dalam jumlah yang optimal, dan R adalah konstanta.
“10-cx
|
Y= A ( 1 a €
di mana y adalah hasil panen yang
dihasilkan oleh kuantitas tertentu x faktor partumbuhan, A adalah hasil
maksimum yang mungkin, dan c adalah konstan tergantung pada sifat dari faktor
pertumbuhan. Tak satu pun dari ungkapan ini mudah ditangani Seperti yang
tertulis, tetapi mereka juga dapat dinyatakan sebagai integral, dalam bentuk
log umum, dari persamaan (2) :
log= (A-y) = log A= A-c (x)
Simbol yang digunakan adalah sama
dengan yang dalam persamaan (4). Jika fungsi tersebut digambarkan, kurva yang
diperoleh muncul Saparti yang ditunjukkan pada Gambar 2.20.
Referensi
unit. Baule telah
dibuat sejauh ini hanya untuk unit faktor pertumbuhan. Tentu saja ini adalah
istilah yang agak berarti, dan perlu untuk memahami hubungannya dengan akrab
sebelum melanjutkan dangan diskusi. Unit ini telah ditunjuk Sabagai "baule,"
satelah matematikawan Jerman yang berkolaborasi dengan Mitscherlich. Baule menyarankan
bahwa unit pupuk, atau faktor pertumbuhan lainnya, dianggap sebagai jumlah
tersebut diperlukan untuk menghasilkan hasil. yang 50% dari selisih antara
hasil maksimal dan hasil sebelum unit yang telah ditambahkan. Seperti hampir
semua orang tahu, tanaman memerlukan nilai absolut yang berbeda dari nitrogen,
fosfor, dan kalium, tatapi jumlah dalam pound masing-masing diperlukan untuk
manghasilkan hasil yang 50% dari maksimum yang mungkin disebut 1 unit baule.
Jelas, menurut konsep ini, 1 baule dari faktor pertumbuhan Setara dengan 1 baule
dari setiap faktor pertumbuhan lainnya dalam hal pertumbuhan mempromosikan
kemampuan. Niiai-nilai unit baule dalam pound per hektar dari N, P 2 O 5 dan K 2 0 adalah 223, 45, dan 76,
masing-masing, Seperti yang dihitung dari hasil kerja Mitschrlich itu.
Penghitungan
nilai yang sebanding dengan faktor C.
Nilai konstanta c pada
persamaan (5) menjadi 0.301 ketika hasil dinyatakan dengan dasar relatif A=100
dan x dinyatakan dalam satuan baule. Hal ini ditunjukkan pertama kali dengan menggunakan persamaan (5)
sebagai berikut :
log (A - y) = log A - c(x)
atau
=cx
|
A-y
Ketika suplai nutrisi meningkat 1
satuan baule,
= 2
|
=
|
A-y 500
Jadi,1og 2 = c(1) dan c = 0,301
ketika satuan konvensional
hasil yang digunakan, nilai c bervariasi menurut factor pertumbuhan tertentu.
Mitscherlich menemukan bahwa nilai c adalah 0.122 untuk N, 0.60 untuk P2O5,
dan 0.40 untuk K2O. Beliau menyatakan bahwa nilai
tersebut tetap untuk tiap nutrisi pupuk, bebas untuk tanaman, tanah, atau
kondisi lainnya. Nilai rata-rata untuk c pada percobaan yang dilaksanakan
sebelum tahun1940 di Inggris adalah adalah 1.1 untuk N, 0.80 untuk P2O5, dan
0.80 untuk K2O. Hal ini telah diteliti pada banyak
penelitian lain bahwa nilai c itu tidak tetap bahkan cenderung bervariasi
tergantung pada jenis tanaman yang tumbuh pada kondisi yang berbeda-beda.
Arti nilai c adalah
memberi indikasi apakah level hasil maksimum dapat diperoleh dengan kualitas
faktor pertumbuhan spesiik dalam jumlah yang relatif rendah atau relatif
tinggi. Ketika nilai c kecil, maka diperlukan jumlah yang besar, dan
sebaliknya.
Perhitungan
Hasil Relatif Akibat Penambahan Naiknya Jumlah Faktor Pertumbuhan.
jika A, dianggap 100%, persamaan (5)
berkurang menjadi
log(100 - y) = log 100 - 0.301(x) (6)
Mungkin saja untuk
menentukan hasil relatif yang diinginkankan dan penambahan sejumlah nilai
pada satuan x. Hal ini akan sangat
membantu saat murid meneliti bagaimana perhitungan ini dibuat.
Jika tidak ada satu faktor
pertumbuhan pun yang tersedla, berarti x= 0 dan y= 0 tetapi jika seandainya
terdapat 1 satuan x, maka
log(100 - y) = log 100 – 0.301 (1)
log(100 - y) = 2 – 0.301
log(100 - y) = 1.699
log100 – y = 50
y = 50
Penambahan 1 unit faktor pertumbuhan x
menghasilkan hasil 50% dan hasil maksimum Seandainya terdapat 2 satuan faktor
pertumbuhan, maka
log(100 - y) = log 100- 0.301 (2)
log(100 - y) = 2.000 – 0.602
log(100 - y) = 1.398
100 – y = 25
Y= 25
Persamaan yang sama dapat diulangi
sampai dngan penambahan 10 satuan pertumbuhan. Hasil dari semua perhitungan ini
disajikan dalam bentuk table.
Satuan factor pertumbuhan x
|
Hasil (%)
|
Peningkatan hasil (%)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
0
50
75
87.5
93.75
96.88
98.44
99.22
99.61
99.80
99.90
|
-
50
25
12.5
6.25
3.125
1.562
0.781
0.390
0.195
0.098
|
Jelas diperlihatkan bahwa peningkatan
faktor pertumbuhan pada peningkatan hasil Secara meningkat 50% Secara berurutan
sebagai akibat dari penambahan satuan terdahulu hingga mencapai titik tertentu
yang bisa meningkat Iebih jauh, untuk setiap maksud dan tujuan, tidak memiliki
akibat.
Peningkatan
Hasil Sebagai Respon Terhadap Lebih Dari Sam Faktor Pertumbuhan.
Penambahan terhadap konsep satuan
baule telah dikembangkan pada kasus dimana dua atau Iebih faktor pertumbuhan
terbatas. Ditunjukkan bahwa saat semua faktor pertumbuhan tetapi satu x, muncul
dalam jumlah maksimum, penambahan 1 unit faktor x akan menghasilkan hasil sejumlah
50% hasil maksimal yang mungkin didapatkan. Andaikan, semua kecuali dua faktpr
pertumbuhan, xl dan x2, tersedia dalam jumlah maksimal. Jika rnasing-masing ditambahkan
1 baule, jumlah hasil yang diperoleh bukan 50% tetapi 50% kali 50%, atau 25% dari
jumlah maksimum. Jika semua faktor pertumbuhan berada dalam jlunlah maksimal
kecuali tiga faktor, maka penambahan serempak pada 1 satuan pada masing-masing
3 faktor tersebut
akan menghasilkan hasil sebanyak 50 x
50 X 50, atau 12.5% dari jumlah maksimal.
Hubungan ini dijelaskan melalui
persamaan umum
-0.301x1
|
-0.301x3
|
-0.301x2
|
y =
A (1-10 )(1-10 )(1-10 )
Dimana xl, x2, dan x3 adalah jumlah
faktor pertumbuhan yang akan ditambahkan. Persamaan ini sangat mudah dikerjakan
dengan menentukan persentase hasil yang berhubungan dengan nilai yang diberikan
untuk xl, x2, dan X3 dan kemudian mengalikan hasilnya bersama.Perlu dicatat
juga bahwa aturan penurunan kenaikan juga berlaku meskipun seluruh faktor pertumbuhan
tidak berada dalam jumlah maksimal. Hal ini memungkinkan penghitungan hasil maksimal
yang mungkin diperoleh pada kondisi iklim dan genetik yang diberikan ketika
jumlah pupuk yang ditambahkan meningkat.
Hal ini juga memungkinkan
perhitungan produksi tanaman terbesar yang mungkin dihasilkan dari jumlah pupuk
yang terbatas, untuk peningkatan hasil panen terbesar dari penambahan kenaikan
hasil unit pertama. Orang-orang Jerman memperluas penggunaan konsep ini selama
Perang Dunia II. Mungkin saja wajar jika dikatakan bahwa penggimaan praktis
pada
ide Mitscherlich bertanggung jawab
besar untuk mencegah derajat kelaparan yang lebih tinggi di Jerman daripada
yang sebenarnya terjadi selama tahun-tahun terjadinya perang.
Agrobiologi
o.w. Wilcox.
O.W. Wilcox telah
menggunakan persamaan Mitscherlich untuk memperpanjang cabang ilmu sains yang disebut
kuantitatif agrobiologi. Ilmu ini, menurut beliau adalah terdiri dari hubungan
kuantitatif umum dan khusus diantara tanaman dan faktor lain pada pertumbuhan
dan hasilnya Wilcox mengasumsikan bahwa persamaan Mitscherlich benar, sebuah
opini yang dibagi kepada banyak ilmuwan pertanian. Wilcox kemudian
mengembangkan konsep kebalikan nitrogen-hasil berdasarkan persamaan
Mitscherlich, dimana dikatakan bahwa efek hasil tanaman berbanding terbalik
dengan kandungan nitrogen. Disimbolkan,
Y k
n
dimana Y adalah hasil, n adalah
persentase nitrogen pada tanaman, dan k adalah konstan. Untuk mendukung
pemyataan ini, Wilcox rnenyebutkan sejumlah contoh hasil tanaman dan persentase
nitrogen yang mengikuti aturan umum ini. Berdasarkan persamaan Mitscherlich, lebih
jauh Wilcox memperpanjang konsep kebalikan nitrogen hasil dan mengevaluasi
konstanta pada persamaan (8). Wilcox mendapatkan bahwa nilai k adalah 318 lb/A
dan disebutkan bahwa ini adalah jumlah maksimum nitrogen yang dapat diserap
dalam satu musim oleh tanaman yang
tumbuh pada satu ekar lahan. Perkiraan ini mungkin muncul dengan produksi hasil
rnaksimurn, yang hanya dapat teij adi jika tidak terdapat berbagai faktor
pertumbuhan yang membatasi. Jelas sekali bahwa hasil tanaman akan meningkat dan
tidak terbatas hanya jika persentase kandungan nitrogen pada tanaman dapat
diturunkan.
Meskipun terdapat laporan
tentang adanya beberapa kegagalan pada persamaan Mitscherlich - Baule - Wilcox
untuk mendeskripsikan petumbuhan tanaman yang cukup sebagai fungsi dan suplai
nutrisi tanaman, konsepnya, setidaknya dalam berbagai keadaan, memberikan persamaan,
biasanya disebut persamaan regresi, dikernbangkan dimana hasil akan berfungsi sesuai
dengan pasokan variabel pupuk.
Para peneliti di Iowa dan
Stasiun Penelitian Carolina Utara merupakan satu diantara para peneliti yang
berhasil rnemanfaatkan jenis penelitian ini secara luas, yang kini menjadi popular
di Amerika Serikat. Ketika iklim, jenis tanah, populasi tanaman; pemberian
pupuk, dan factor lain yang seragam dan konstan. Penelitian tersebut membantu
memperkirakan kebutuhan pupuk, tetapi persamaan yang dikembangkan dari
penelitian ini tidak seluruhnya dapat dilaksanakan. Model yang dihasilkan oleh
data pada studi tersebut biasanya berupa tipe pengurangan pengembalian, mirip
dengan yang terjadi pada percobaan Mitscherlich tanda-tanda terkait.
Waggoner dan Norvell di
Stasiun Penelitian Pertanian Connecticut pada tahun 1979 melaporkan sebuah
rnetose statistik untuk menyesuaikan dengan hokum Liebig pada regresi persegi
empat yang paling sedikit (least-squares regression) pada respon hasil pada dua
factor dasar. Metode mereka menghasilkan model yang Iebih sederhana, Iebih
logis, dan Iebih sesuai dibandingkan dengan metode perkalian regresi linear.
Harus dicatat bahwa teknik
regresi hanya bisa mengatur data yang telah dikurnpulkan pada kumpulan keadaan
khusus dan memiliki nilai yang sukar diprediksi untuk situasi yang lain. Yang
terakhir adalah minat dan kepentingan dalam membuat anjuran pupuk.
Interaksi
Nutrisi.
Interaksi antara nutrisi
tanaman seringkali diabaikan rneskipun mereka dapat memiliki pengaruh besar
pada pertumbuhan tanaman. Sikap nutrisi tanaman yang saling mempengaruhi dikaji
dengan sangat baik dalam pereobaan multifaktorial yang rnenguji masing-masing nutrisi
sebanyak tiga tingkatan atau Iebih. Pengaruh utama nutrisi seringkali tidak
tergantung pada interaksinya, dan pengaruh interaktif rnungkin tidak akan
menurun dengan naiknya tingkat penambahan, seperti yang terjadi pada efek
utama. Sebanyak dua atau Iebih faktor pertumbuhan dikatakan berinteraksi saat
pengaruh mereka sendiri diubah dengan adanya satu atau beberapa zat yang lain.
Interaksi terjadi ketika respon dari dua input atau lebih yang digunakan dalam
kombinasi tidak sama dengan jumlah respon individualnya. Interaksi yang teljadi
pada penelitian tentang kesuburan tanaman bisa bersifat positif dan bisa juga
bersifat negatif (Gambar 2-22). Sebagai tambahan, mungkin saja timbul keadaan
dimana tidak terjadi interaksi sama sekali, dimana faktor-faktor yang terlibat
hanya menjadi bahan tambahan.
Pada interaksi negatif,
dua nutrisi yang digabungkan akan meningkatkan hasil tanaman lebih kecil
daripada saat mereka ditambahkan Secara terpisah Interaksi seperti ini dapat dihasilkan
dari penggantian untuk dan atau gangguan salah satu perlakuan terhadap
perlakuan yang lain. Lime x P, lime x Mo, Mo X P, and Na x K merupakan
interaksi negatif yang umum yang memperlihatkan efek nyata dari penggantian.
Perubahan pada pH tanah akan mengakibatkan banyak interaksi dimana satu ion
atau nutrisi mengganggu atau bersaing dengan pengangkutan dan pemanfaatan
nutrisi lain oleh tanaman.
Interaksi positif sesuai
dengan hukum minimum Liebig. Jika dua faktor membatasi, atau hampir, penambahan
satu faktor akan memberi sedikit efek terhadap pertumbuhan, sebaliknya adanya
kedua nutrisi ini bersama akan rnemberikan pengaruh yang Iebih besar. Dalam
keadaan sangat kekurangan dua atau Iebih nutrisi, seluruh respon pupuk akan
menghasilkan interaksi positif yang kuat.
Hasil yang meningkat
karena penambahan satu nutrisi dapat mengurangi konsentrasi nutrisi kedua,
tetapi semakin tinggi hasil yang diperoleh akan mengakibatkan pengangkutan nutrisi
kedua yang Iebih besar. Ini adalah efek penipisan (dilution effect) yang
sebaiknya dibedakan dengan efek yang menentang (antagonistic effect).
Sebagai tambahan pada
interaksi antara dua atau lebih nutrisi, terdapat beberapa kesempatan untuk
interaksi yang lain: contohnya, nutrisi dan penyakit, nutrisi dan praktek kultural,
nutrisi dan jenis tanaman, nutrisi dan hibrida atau keragaman, nutrisi dan
tanggal pembibitan, nutrisi dan populasi tanaman atau penjarakan, dan nutrisi
dan kondisi lingkungan. Banyak dari tipe interaksi ini yang didiskusikan pada
bab 17.
Gambar
2-22. Pengaruh
interaksi antara dua faktor nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman.
(Sumner and Farina, in J. K. Syers,
Ed., Phosporus in Agricultural Systems. Elsevier, New York, 1983.)
Konsep
Pergerakan Nutrisi Bray.
Sebuah rnodifikasi dari konsep
Mitsherlich-Baule-Spillman diusulkan oleh R. Bray dan rekan kerjanya di
Universitas Illinois. Singkatnya, hal ini menegaskan bahwa tanaman mematuhi persentase
konsep kecukupan Mitsherlich untuk elemen seperti fosfor dan potasium, yang relative
tak bergerak di dalam tanah. Konsep ini, secara bergantian, berdasar pada
konsep pergerakan nutrisi Bray, yang menyatakan bahwa
ketika pergerakan nutrisi di dalam
tanah menurun, jumlah nutrisi yang diperlukan di dalam tanah untuk menghasilkan
hasil maksimum (kebutuhan nutrisi tanaman) meningkat dari nilai variabel bersihnya,
ditentukan terutama oleh besarnya hasil dan persentase komposisi optimum
tanaman, menuju jumlah yang nilainya cenderung konstan.
Besarnya nilai konstanta
tidak tergantung pada jumlah hasil tanaman, membuktikan bahwa jenis tanaman tersebut,
tingkat dan pola penanaman, dan pola kesuburan tetap konstan dan tanah yang
serupa dan kondisi musiman yang berlaku. Bray lebihjauh rnenyatakan bahwa untuk
elemen bergerak seperti nitrat nitrogen, hukum minimum Liebig merupakan yang
paling tepat menjelaskan tentang pertumbuhan tanaman. Bray memodiiikasi
persamaan Mitsherlich
menjadi
log(A - Y) = logA – C1b
- Cx
dimana arti A, Y dan x telah
dijelaskan sebelumnyag C1 adalah konstanta yang menggambarkan efisiensi b untuk
hasil dimana b mewakili jumlah nutrisi yang tak bergerak tetapi tersedia
seperti fosfor atau potasium, dapat diukur melalui beberapa tes tanah yang
sesuai dan C adalah efisiensi faktor untuk x, dimana penambahan bentuk pupuk
oleh nutrisi b.
Sebagai dasar pekerjaan
yang dilakukan di Illinois, Bray telah menunjukkan bahwa nilai C1 dan C adalah
spesifik dan hampir konstan pada daerah yang luas di wilayah negara bagian, tanpa
memperdulikan hasil dan musim masing-masing dari tanaman berikut: jagung,
gandum, dan kedelai. Faktor yang akan mengubah jumlah adalah perbedaan besar
pada jenis tanah, populasi tanaman dan pola penanaman, dan bentuk dan
distribusi elemen nutrisi tak bergerak di dalam tanah sedang dalam penelitian.
Oleh sebab itu, praktek pengelolaan dan metode penempatan pupuk diubah untuk
mendapatkan hasil yang Iebih tinggi, harganya berubah, dan harus diuji kembali.
Penerapan
Terbatas pada Tanda-tanda Pertumbuhan.
Sangat jelas bahwa
terdapat kurangnya pengertian terhadap bermacam konsep yang dikembangkan untuk
menjelaskan hubungan antara pertumbuhan tanaman dan pasokan elemen nutrisi. Steenbjerg
dan Jakobsen dari Denmark, ketika memberi komentar terhadap keragaman respon
kurva pertumbuhan, menekankan bahwa “konstanta yang terdapat pada formula
bukanlah konstanta karena ada variabel yang tidak berdiri sendiri dalam formula
tersebut.” Faktor-faktor
selain interaksi nutrisi dengan jelas
mempengaruhi bentuk kurva hasil. Hal ini termasuk factor lingkungan yang lain,
yang didiskusikan pada bab sebelumnya. Perubahan bentuk dan posisi pasokan
nutrisi tanaman hasil dengan perubahan pada kondisi lingkungan merupakan
kepentingan terbesar para ahli agrikultural praktis. Pengertian saling
mempengaruhi pada faktor-faktor ini dan keberhasilan manipulasi yang dilakukan
oleh operator ladang untuk menghasilkan hasil tanaman
yang maksimal dengan ongkos produksi
seminim mungkin menentukan keberhasilan operasi ladang. Istilah faktor pembatas
pertumbuhan atau Iebih singkatnya faktor pembatas, yang sering digunakan di
dalam buku ini, telah digambarkan jelas oleh variabel alam pada kurva respon
dan permukaan yang didiskusikan sebelumnyan J ika, contohnya, tanaman tidak
memiliki kelembaban yang cukup, penggunaan jumlah pupuk yang diberikan akan
mernberi hasil yang Iebih rendah dibandingkan jika kelembabannya cukup. Contoh
yang lain, dan sangat penting, adalah penggunaan pupuk pada tanaman yang tumbuh
di tanah yang terlalu asam untuk pertumbuhan maksimum, tanpa menghiraukan
jumlah pupuk yang ditambahkan. Jika kapur tidak ditambahkan, keasaman akan
menjadi faktor pembatas yang akan membuat respon hasil terhadap pupuk yang
ditambahkan menjadi rendah dan mengurangi laba investasi pam petani. Pentingnya
operasi pertanian praktis pada pola konsep pertumbuhan dan bagaimana hal ini
dapat diubah oleh berbagai “faktor pembatas” tidak boleh berlebihan.
Suplai yang cukup pada
nutrisi elemen mineral diperlukan untuk produksi pertanian yang maksimum, tetapi
mereka saja tidak menjamin terjadinya hasil maksimum karena efek pembatas yang
rnungkin terdapat pada banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bab selanjutnya
dalam buku ini akan membahas tentang peran elemen mineral pada produksi tanaman
pertanian.
Ringkasan
1.
Tanaman
tumbuh sebagai fungsi dari waktu, susunannya genetis tanaman, dan faktor
lingkungan telah didiskusikan. Pentingnya memilih tanaman yang mampu Secara
genetis untuk member pemanfaatan maksimal pada suplai nutrisi tanaman yang
tersedia telah ditunjukkan.
2.
Faktor
lingkungan dianggap berhubungan dengan efek pada pertumbuhan tanaman sebagaimana
pengaruhnya terhadap pembatasan respon tanaman terhadap nutrisi tanaman yang
diberikan. Konsep faktor pembatasan pertumbuhan telah didiskusikan dan
kebutuhan untuk mengenali pentingnya konsep ini pada operasi pertanian praktis
juga telah ditunjukkan.
3.
Pertumbuhan pada tanaman tahunan mengikuti
pola yang tersusun dengan baik. Respon tanaman terhadap kondisi lingkungan,
termasuk suplai nutrisi tanaman, juga mengikuti pola yang sudah ada. Ketika
pertumbuhan direncanakan sebagai funngsi kenaikan nilai pada nutrisi yang
diberikan, penambahan pupuk yang berturut-turut memberikan peningkatan yang
Iebih kecil pada pertumbuhan tanaman secara berturut-turut. Kurva tersebut,
disebut juga sebagai kurva respon, telah diteliti oleh banyak peneliti dan
telah banyak formula matematis yang dikembangkan untuk mendeskripsikannya. J
Pertanyaan
1.
Persamaan
yang menggambarkan pertumbuhan tanaman sebagai fungsi dari nutrisi tanaman berbeda
satu sama lain dengan derajat yang berubah-ubah. Bagaimana anda menghubungkan perbedaan
tersebut?
2.
Selain
perbedaan yang terdapat pada persamaan yang ditunjuk pada pertanyaan sebelumnya,
sepertinya mereka masih memiliki persamaan. Apakah persamaan yang mereka
miliki?
3.
Hasil
tanaman telah meningkat pada tahun-tahun belakangan ini karena adanya peningkatan
dalam tanah yang dibajak, jenis, pengendalian hama, pemupukan, dan sebagainya.
Dari sisi teoritis, apa yang anda anggap sebagai faktor yang akan paling
menghalangi peningkatan pada pertumbuhan tanaman? Dari sisi praktek, faktor apa
yang anda anggap paling menghalangi?
4.
Roger
Bray dari Illinois mendapatkan hasil baik yang tak terduga dalam memprediksi
respon tanaman, terutama jagung, terhadap penggunaan pupuk potasium dan fosfat
dari persamaan dan tes tanah yang telah dikembangkannya. Sebutkan beberapa
faktor yang mungkin berperan dalam kesuksesannya?
5.
Hasil
tanaman dalam hal pakan ternak, bijih, atau buah merupakan kriteria dari
keefektifan input bermacam pupuk. Jika seseorang tetarik pada efek perlakuan
yang mengganggu terhadap kemampuan tanaman untuk mengubah energi panas menjadi
bentuk yang berguna. Menurut anda, apakah hasil tersebut termasuk kriteria
terbaik dari efek perlakuan? Mengapa? (Petunjuk : bandingkan hasil tertinggi
pada kedelai dengan hasil tertinggi pada jagung.) Manakah yang akan anda
jadikan standar?
6.
Di
masa lalu, faktor pertumbuhan apakah yang selalu diabaikan oleh para petani
dalam mengembangkan jenis tanaman?
7.
menurut
konsep Mitscherlich-Baule, berapakah persentase pertumbuhan maksimum yang akan
dihasilkan jika hanya ada tiga nutrisi tanaman yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan
dan mereka diberikan masing-masing sebanyak 6, 4,1dan 2 baules?
8.
Diantara
faktor lingkungan yang membatasi respon tanaman terhadap nutrisi yang
diberikan, faktor apa yang menurut anda paling mudah dan dan paling murah?
9.
Faktor
lingkungan apakah yang mempengaruhi respon tanaman terhadap nutrisi yang diberikan
yang Iebih mudah diatasi atau dikendalikan di dalam rumah kaca dibandingkan dengan
di ladang? Jika anda berencana mengendalikan faktor-fakfnr tersebut di dalam operasi
rumah kaca yang diatur sesuaii standar produksi komersial tanman, hal apa yang akan
anda pertimbangkan sebelum mengadakan kontrol?
10. Menurut pendapat anda, dapatkah
sebagian kendali kandungan karbondioksida pada udara di atas tanah pada ladang
dilakukan dengan sukses? Pada keadaan apa anda mengharapkan kontrol tersebut
sukses?
11. Dari seluruh faktor pertumbuhan yang
membatasi produksi tanaman, faktor apakah yang paling mudah diperbaiki pada
operasi pertanian komersial?
12. Penelitian terhadap berrnacam-macam
kuwa pertumbuhan didiskusikan pada bab ini, Apakah seorang petani komersial
harus selalu berusaha untuk menghasilkan hasil maksimal?
13. Mengapa? Menurut anda, pada titik manakah
dan kurva pemakaian hasil pupuk yang
harus dioperasikan oleh para petani? Jelaskan mengapa struktur tanah sangat
mempengaruhi reaksi tanaman terhadap nutrisi yang diberikan? Jelaskan. Apa yang
dapat dilakukan pada' struktur tanah? Struktur tanah apakah yang Iebih
penting--- liat berpasir(loamy sands) atau liat berlumpur(silty clay loarns)?
14. Mengapa? Cahaya atau energi panas
termasuk Sebagai salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
respon terhadap nutrisi tanaman yang diberikan. Pada keadaan apakah cahaya
rnempengaruhi pertumbuhan tanaman di ladang? Pada keadaan tidak terkontrol? Apa
yang dapat anda lakukan terkait efek cahaya terhadap pertumbuhan?
15. Meskipun tidak termasuk dalam daftar,
rnanusia terdiri atas faktor-faktor biotik yang sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Mengapa pernyataan ini dibuat, terutama dalam hubungannya dengan
pertanian komersial?
16. Dalam arti yang paling tepat, benarkah
jika kita mengacu kepada berbagai faktor lingkungan sebagai variabel
independen? Mengapa?
17. Tanaman dengan proses fisiologi apakah yang sangat
terpengaruh dengan kekurangan air tanah?
18. Buatlah daftar polusi udara utama yang
mungkin mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adakah diantara daftar tersebut yang
menguntungkan tanaman?
19. Jelaskan berbagai cara rumput liat
bersaing dengan tanaman.
20. Adakah perbedaan diantara kemampuan
jenis tanaman untuk bersaing dengan jenis rumput liar yang diberikan?
21. Kenali satu faktor utama pertumbuhan
yang mungkin mernberi pengaruh yang sangat besar pada kesuksesan produksi di
Amerika Serikat. Corn Belt.
22. Mengapa suhu sangat berperan
mernpengaruhi pertumbuhan tanaman?
23. Apakah hasil jagung dan soyebeans
sekarang terlah mendekati hasil potensial?
24. Tingginya hasil-potensial meqapalcan
karakteristik tanaman yang penting. Sebutkan hal lain yang juga sama
pentingnya?
25. Faktor pertumbuhan tanaman apa sajakah
yang dapat dikendalikan oleh manusia? Faktor apakah yang ada di luar kmdali
kita?
26. Apakah respon pupuk berhubungan dengan
suplai kelembaban tanaman.
27. Apakah suplai kelembaban tanah
mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan pengangkutan tanaman? Bagaimana hal ini
rnempengaruhi ketersediaan nutrisi?
28. Apakah fotoperiode mempengaruhi pertumbuhan?
Mengapa?
29. Apakah pengertian interaksi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar